Pengelola Hotel dan Pemda Harus Tetap Ketat Terapkan Protokol Kesehatan

Oleh : Herry Barus | Rabu, 02 September 2020 - 10:00 WIB

INDUSTRY.co.id - Bali - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengapresiasi langkah para pengusaha hotel di Bali yang tetap bertahan di tengah pandemi Covid-19 tanpa melakukan pemutusan hubungan kerja secara langsung kepada para karyawannya. Walaupun penginapan tak menerima pemasukan akibat ditutupnya Bali untuk turis asing dan domestik sejak April 2020, namun pengusaha hotel masih memberikan gaji kepada para karyawannya. Sekalipun mengalami penyesuaian.

"Semoga dengan mulai dibukanya Bali untuk turis domestik mulai 31 Juli 2020, pariwisata bisa segera berangsur pulih. Terpenting, pihak hotel dan pemerintah daerah bergotongroyong menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Sehingga pariwisata bisa menjadi pendorong ekonomi. Bukan menambah kluster penyebaran Covid-19," ujar Bamsoet saat bertemu dengan General Manajer   Hotel Ayodya Resort Nusa Dua Martin Aeschlimann di Acara Motor Besar Indonesia (MBI) Ride to Java - Bali 2020 di Nusa DuavBali, Senin malam (31/8/20).

Mantan Ketua DPR RI ini mengungkapkan, hotel dan pemerintah provinsi (Pemprov) Bali sudah sangat ketat memberlakukan protokol kesehatan. Setiap hotel harus melalui uji verifikasi oleh tim uji klinis dari Pemprov. Setiap hotel harus menyiapkan hand sanitizer di setiap sudut ruangan, tamu yang datang disediakan masker, bahkan kamar hotel dibersihkan dengan disinfektan. Hotel juga harus menyiapkan ruang isolasi dan tim medis, untuk mengantisipasi seandainya ada tamu yang memiliki suhu tubuh di atas 37,5 derajat maupun gejala Covid-19 lainnya.

"Turis yang datang juga harus sadar diri menerapkan protokol kesehatan. Jangan sampai pemerintah dan hotel sudah bekerja keras, malah tamunya yang abai. Sambil menunggu kesiapan vaksin, kita tak boleh menyerah begitu saja kepada Covid-19, gotong royong seluruh elemen bangsa diperlukan. Protokol kesehatan menjadi kunci, agar ekonomi bisa segera dipulihkan tanpa menambah penyebaran Covid-19," ungkap Bamsoet.

Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia ini menambahkan, walaupun Bali sudah mulai dibuka untuk turis domestik sejak 31 Juli 2020, tak otomatis membuat okupansi hotel naik. Masih banyak hotel di Bali yang tutup. Kalaupun buka, hanya sedikit kamar yang bisa terisi. Padahal, pengelola hotel telah menawarkan diskon besar-besar untuk menarik minat staycation dan liburan warga.

Sementara itu, setelah dibukanya sektor Pariwisata secara resmi oleh Pemerintah Provinsi Bali pada 31 Juli lalu, maka wisatawan domestik mulai mengunjungi wisata bahari yang terletak di Tanjung Benoa, Kabupaten Badung, Bali.

"Sudah resmi dibuka sejak 31 Juli 2020, sudah ada pengunjung, tapi baru dari wisatawan domestik dengan persentase baru dua persen. Biasanya menerima tamu yang satu mobil isinya empat orang. Itupun masih dikatakan jarang, sehingga pendapatan masih minim," kata salah satu pemilik water sport atau sarana olahraga air di Tanjung Benoa, Bali, Putu Agus Sanjaya, saat ditemui Antara di Badung, Senin (31/8/2020)
 

Ia mengatakan bahwa sebelumnya pada (9/7/2020) telah dilakukan uji coba di wilayah wisata bahari tersebut untuk mempersiapkan protokol kesehatan, mulai dari uji coba speed boat, tempat cuci tangan, hand sanitizer dan penyemprotan disinfektan secara berkala.

Selama masa pandemi ini, beberapa peralatan wisata bahari tidak dapat difungsikan dengan baik. Hal tersebut dikarenakan kurangnya perawatan dan jarang dipergunakan sejak ditutupnya kunjungan wisatawan ke Bali, karena COVID-19.

"Kalau sebelum pandemi ini omzet mencapai Rp100-150 juta, sedangkan sekarang setelah pandemi ini Rp50 juta per bulannya. Itupun sudah dialihkan untuk perawatan speed boat dan peralatan lainnya. Karena apapun barang-barang kita yang berurusan sama laut pasti rontok ya kalau enggak cepat-cepat dirawat," jelasnya.