Acara Virtual Pariwisata Bali Bahas Bukanya Kembali Hotel,Travel Bubbles

Oleh : Herry Barus | Senin, 06 Juli 2020 - 12:00 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta-  Menunggu kepastian pemerintah, ‘travel bubbles’ dan kurangnya wisatawan domestik adalah keprihatinanutama industri pariwisataBali yang terus berusaha untuk memerangi pandemi Covid menurut para pembicara utama dalam acara 'Bali Tourism -The WayBack'yang baru-baru ini diselenggarakan oleh Delivering Asia Communications dan C9 Hotelworks bersama dengan Bali Hotels Association dan Horwath HTL.

Menjawabpertanyaan dari Mimi Hudoyo, redaktur senior pariwisataTTG Asia Indonesia yang sudah tidak asing lagi,

Fransiska Handoko menjawab apa adanya tentang upaya anggota BHA dan tanggapan mereka terhadap dampak bencana pandemi Covid-19, yang telah menyebabkan lebih banyakkecemasan pada industri di pulauBali  dar krisis-krisissebelumnya.

Namun, Fransiskamenunjukkan, terlepas dari persiapan oleh para pebisnis perhotelan di pulau ini, keputusan akhirada ditangan pemerintah provinsi Bali.

“Anggota kami lebih dari siap untuk membuka kembalihotel-hotelnya,dengan terus melanjutkan program pelatihan dan  mempertahankan prosedur operasi standar.Kami siap menyambut tamu namunkeputusan tetap harus datang dari pemerintah. "

Berbicara tentang minat Bali dalam menciptakan ‘travel bubbles’ dengan Cina, Korea Selatan, Jepang dan Australia, Fransiska berkomentar, “Bali dan Indonesia siap untuk‘travel bubbles’.

Meskipun demikian, negara-negara lain masih melihat Indonesia sebagai negara berisiko tinggi, sehingga rencana ini masih dalam tahap diskusi. Mungkin lebih logis untuk membentuk ‘travel bubbles’ di ASEAN karena waktu perjalanan yang lebih singkat. Namunkami masih mengamati bagaimana situasinya akan berkembang.

"Salah satu acara utama adalah perspektif hotel dari Emily Subrata, Direktur, Sudamala Resorts dan Lucienne Anhar, Co-Owner &Managing Director, Tugu Hotels & Restaurants, yang membahas berbagai metode yang digunakan oleh pemilik hotel untuk menggunakan melawan selama pandemik.