Negara Asean Gelar Karpet Merah untuk Gaet 150 Perusahaan dari China, Menperin Agus: Kita Optimis!

Oleh : Candra Mata | Jumat, 03 Juli 2020 - 11:55 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan pengembangan kawasan industri di Batang, Jawa Tengah merupakan langkah startegis guna menangkap peluang masuknya investasi asing diberbagai sektor industri melalui relokasi pabrik.

“Kami melihat, kawasan industri di Batang ini memiliki lokasi yang strategis. Secara geografis, akses Kabupaten Batang dekat dengan Kota Semarang yang memiliki Bandara Internasional Ahmad Yani dan dekat dengan pelabuhan Tanjung Mas," kata Menteri Agus saat dihubungi redaksi INDUSTRY.co.id Jumat pagi (3/7).

Menurut Agus, pihaknya akan mendorong kepada pengelola kawasan industri untuk dapat melengkapi fasilitasnya, termasuk infrastruktur pasokan energi dan akses logistik. 

Hal ini disebutnya akan menjadi daya tarik bagi investor karena terciptanya kawasan yang terintegrasi.

“Pemerintah tengah berdiskusi dengan sejumlah investor dan berusaha mengakomodasi apa saja yang dibutuhkan mereka. Tentunya pemerintah ingin menciptakan iklim usaha yang kondusif, mulai dari memberikan kemudahan izin usaha hingga menawarkan insentif fiskal dan nonfiskal,” jelasnya.

Asal tau saja, sejumlah perusahaan multinasional yang bakal merelokasi pabriknya dari China ke Indonesia, antara lain berasal dari Jepang, Korea Selatan, Taiwan, dan Amerika Serikat. 

Saat ini, terdapat tujuh perusahaan yang sudah memastikan bakal merelokasi usahanya ke Indonesia. 

"Relokasi tersebut akan mendatangkan nilai investasi sebesar USD850 juta dolar dan mampu menyerap 30.000 tenaga kerja lokal," ungkap Agus. 

Adapun sektor industri perusahaan yang akan merelokasi tersebut meliputi industri elektronika, audio dan video, lampu dengan tenaga surya, hingga suku cadang kendaraan bermotor yang semuanya berorientasi ekspor. 

Tidak hanya itu, Menoerin Agus juga menyebut ada 17 perusahaan lain yang telah menyatakan komitmen untuk melakukan relokasi atau diversifikasi usaha mereka ke Indonesia. 

"Proyeksi total nilai investasi mereka sebesar USD37 miliar dan bakal menyerap tenaga kerja mencapai 112.000 orang," jelas Agus. 

Dikaatakannya, salah satu investor potensial tersebut adalah LG Chemical, yang ingin menggelontorkan dananya hingga USD9,8 miliar, dengan potensi penyerapan kerja sebanyak 14.000 orang. 

Perusahaan lainnya, yakni PT Meiloon Technology Indonesia, PT Sagami Indonesia, PT CDS Asia (Alpan), PT Kenda Rubber Indonesia, PT Denso Indonesia, dan PT Panasonic Manufacturing Indonesia.

“Aktivitas industri ini bakal memberikan multiplier effect yang luas bagi perekonomian nasional, salah satunya adalah penyerapan tenaga kerja,” ungkap Agus. 

Di samping itu, sebut Agus, dengan peran besarnya sebagai tulang punggung bagi pertumbuhan ekonomi, sektor industri terbukti mampu meningkatkan nilai tambah bahan baku dalam negeri serta penyumbang devisa secara signifikan dari ekspor dan pajak.

“Dari data yang kami rangkum, sudah ada sekitar 150 perusahaan yang akan hengkang dari China. Dari jumlah tersebut, 110 perusahaan berasal dari Amerika Serikat dan 40 lainnya berasal dari Jepang. Ini tentu sebuah potensi yang harus kita tangkap dan harus betul-betul siap,” paparnya.

Adapun terkait relaksasi, menurut Agus, Pemerintah sudah mempunyai insentif fiskal yang dapat menarik minat para investor tersebut, seperti tax holiday, tax allowance, hingga super deduction tax. 

Oleh karena itu, Agus optimistis dan siap menjadikan Indonesia salah satu negara tujuan utama investasi di kawasan ASEAN. 

“Negara ASEAN lainnya pasti berlomba-lomba menggelar karpet merah untuk 150 perusahaan itu, termasuk India dan Bangladesh,kita optimis siap bersaing,” pungkasnya.