Johnson & Johnson Indonesia Edukasi Masyarakat Tentang Pentingnya Kesehatan Jiwa

Oleh : Krishna Anindyo | Minggu, 28 Juni 2020 - 07:00 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - PT Johnson & Johnson Indonesia secara konsisten memperkuat komitmennya untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat Indonesia, terutama di tengah pandemi Covid-19. Sejak April 2020, perusahaan bahkan telah memulai rangkaian edukasi terkait kesehatan mental bagi masyarakat Indonesia dengan melibatkan sejumlah para pemangku kepentingan.

Johnson & Johnson mengadakan webinar seminar awam yang bertemakan Telemedicine untuk Pasien dengan Gangguan Jiwa di tengah Pandemi Covid-19.

Pandemi global virus corona (Covid-19) yang telah berlangsung sejak akhir tahun 2019 mengharuskan seluruh masyarakat Indonesia tanpa pengecualian untuk melakukan pembatasan jarak fisik (physical distancing).

Di samping itu, masyarakat juga dihimbau untuk membatasi kunjungan ke rumah sakit kecuali dalam keadaan terdesak. Kondisi tersebut kerap menimbulkan kekhawatiran bagi orang dengan kondisi kesehatan tertentu dan menurunkan tingkat kepatuhan dalam menjalankan terapi, terutama para pasien dengan gangguan jiwa.

Maka dari itu, pada bulan April 2020, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengeluarkan surat edaran yang menyatakan dan menjelaskan bahwa pelayanan kesehatan dilakukan melalui telemedicine.

Telemedicine merupakan pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh dokter dan pasien dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk mendiagnosis, mengobati, mencegah, dan mengevaluasi kondisi kesehatan pasien.

Menurunnya tingkat kepatuhan dalam menjalankan terapi atau perawatan selama proses rehabilitasi pada pasien dengan gangguan jiwa dapat menyebabkan penyakit tersebut menjadi kambuh kembali. Sementara proses rehabilitasi secara terpadu pada umumnya dilakukan di fasilitas kesehatan khusus, yaitu rumah sakit jiwa.

Melihat kondisi tersebut dan untuk membantu agar proses perawatan para pasien selama masa pandemi Covid-19, maka sejalan dengan surat edaran Kementerian Kesehatan RI, Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) memberikan himbauan kepada para psikiater agar memberikan pelayanan kesehatan melalui telepsikiater bagi para pasien dengan gangguan jiwa.

”Sebagai salah satu perusahaan perawatan kesehatan global, kesehatan jiwa (mental health) merupakan salah satu fokus utama kami di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Pandemi global Covid-19 menimbulkan kekhawatiran dan kecemasan bagi masyarakat yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan jiwa. Di tengah – tengan kondisi seperti ini, kami sadar masyarakat Indonesia membutuhkan dukungan ataupun informasi yang dapat membantu mereka agar tetap sehat, baik secara fisik maupun mental. Maka dari itu, sejak Bulan April 2020, kami telah mengadakan berbagai rangkaian webinar seminar awam mengenai kesehatan yang dilakukan secara maya (virtual) untuk berbagi tips bagaimana cara menjaga kesehatan jiwa di tengah pandemi COVID-19, baik pada masyarakat awam, para pemangku kepentingan maupun bagi orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) dan keluarganya. Edukasi semacam ini, sangatlah penting untuk dilakukan mengingat cukup banyak masyarakat Indonesia yang masih minim pengetahuannya dengan gangguan kejiwaan atau orang dengan gangguan jiwa (ODGJ),” tutur Devy Yheanne selaku Country Leader of Communications & Public Affairs, PT Johnson & Johnson Indonesia, sumber melalui keterangan tertulis yang diterima redaksi Industry.co.id pada Sabtu (27/6/2020).

Telepsikiatri merupakan dari telemedicine yang melibatkan berbagai pelayanan medis terkait psikiatri seperti evaluasi psikiatri, terapi (terapi individu, terapi kelompok, terapi keluarga), edukasi pasien dan manajement terapi.

Dengan melakukan terapi atau konsultasi melalui telepsikiatri, maka dapat mengikuti anjuran pemerintah untuk menerapkan physical distancing dan mengurangi kunjungan ke rumah sakit, sehingga dapat menekan angka penyebaran virus Covid-19.

”Telepsikiatri sendiri juga memiliki manfaat jangka panjang, seperti, meningkatkan akses pelayanan kesehatan jiwa kepada pasien ke daerah yang sulit dijangkau atau terpencil, meningkatkan akses ke pelayanan psikiatri yang sulit dilakukan seperti di area terpencil, membawa pelayanan ke tempat tinggal pasien, membantu pelayanan kesehatan perilaku yang terintegrasi dan pelayanan primer yang berdampak kepada hasil yang lebih baik, menurunkan kebutuhan untuk datang ke IGD, mengurangi keterlambatan pelayanan, meningkatkan keberlanjutan terapi dan tindak lanjut terapi, mengurangi hambatan yang muncul karena transportasi seperti kurangnya kendaraan atau kebutuhan untuk bepergian jauh, dan mengurangi hambatan stigma,” pungkas dr.Prasila Darwin, Sp.KJ, Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa.