Jogeti Saja Meski Ambyar Seambyar Ambyarnya….

Oleh : Dian Andryanto, | Jumat, 08 Mei 2020 - 14:30 WIB

INDUSTRY.co.id - Sakit hati mana bisa menjadi perayaan sukaria massal.

Patah hati mana yang bisa ditarikan, hati merintih kaki menandak.

Kesedihan ternyata tak melulu harus diwujudkan dalam tangis dan nestapa, lara ternyata dapat pula undang sukacita meski hati ambyar seambyar ambyarnya. Tak linier ternyata bisa.

Dilupakan tak harus susah. Diingkari tak menjadi nestapa. Diabaikan tak kemudian nelangsa. Bahkan saat dihinakan, tertawakan saja.

Tak mudah memang, tapi bisa.

Cinta digantung tak mewujud kata putus. Sedang sayang-sayangnya pergi tak kembali. Gelora asmara lari ke jalan beda dari harapan sebelumnya.

Sakit memang, tapi bukankah hidup tak melulu melihat ke belakang?

Jika engkau tertipu, setelah janji manis berhasil memperdayamu. Jogeti saja, tarikan saja. Jika begitu percaya segala yang diucapnya, ketika ternyata dibibir saja hanya untuk mengais citra, jogeti saja, tarikan saja.

Mereka yang hidup di lorong-lorong susah, sudah kenyang diingkari. Dicari suaranya saat perlu, ditinggal saat tampuk sudah didapat. Para petinggi merasa rakyat bisa dibuat susah, tidak, rakyat hanya joget saja. Karena pilu tak sungguh para petinggi itu tahu. Tarian lara sudah keseharian rakyat. Meski tahu telah ditipu mentah-mentah mengatasnamakannya.

Jogeti saja meski ambyar seambyar ambyarnya. Susah memang, tapi bisa.

//Banyu langit

Sing ono nduwur kayangan // Watu gedhe

kalingan mendunge udan// Telesono

Atine wong sing kasmaran // Setyo janji

seprene tansah kelingan...

(Banyu Langit - Didi Kempot)

Dian Andryanto: Pengamat Masalah Sosial