Neng, Ning, Nung, Nang

Oleh : Widia Saraswati | Senin, 23 Maret 2020 - 09:56 WIB

INDUSTRY.co.id - Para bijak bertahun-tahun lalu sudah mengingatkan bahwa akan ada masa pembersihan atau penyucian Bumi. Untuk itu ada yang harus terlempar keluar.

Social distancing (membatasi interaksi sosial) adalah kesempatan terbaik untuk self isolation (mengisolasi diri) . Leluhur Jawa menganggap hal itu penting bagi kehidupan, dengan rumusan: Neng, Ning, Nung, Nang.

Neng = meneng (diam). Kita bebaskan diri dari beragam kegiatan dan kesibukan. Kita diam, berhenti dari aneka agenda yang membuat hidup menjadi rutin seperti mesin hingga kehilangan diri dan kemanusiaan kita.

Ning = hening (sunyi, tenang). Dengan diam kita bisa masuk ke dalam kondisi hening. Pada kondisi hening ini seluruh panca indera bekerja optimal dan kita bisa fokus, memusatkan perhatian pada apa pun yang ditangkap, dialami,  dan disampaikan oleh indera kita. Artinya kesadaran kita meningkat.

Nung = dunung (mengerti, paham). Bila kesadaran meningkat maka kita bisa memahami fenomena apa pun yang telah, sedang, dan akan terjadi. Dengan meningkatnya kesadaran inilah kita memahami pesan-pesan Illahi melalui media apa pun, dalam wujud dan cara apa pun, seturut kehendakNYA.

Nang = wenang, menang (berwenang dan menang). Mereka yang telah paham, mereka yang sudah tercerahkan (mengalami enlightment) inilah yang mampu menyikapi situasi/kondisi yang ada, mengambil keputusan dan menjalani kehidupan dengan baik, tepat dan bijaksana. Mereka memiliki otoritas atas segala fenomena. Hasilnya pasti kebahagiaan, kedamaian dan kesejahteraan yang merupakan cermin kehendak dan kehadiran Sang Pencipta di dalam hidup kita. Itulah kemenangan Sang Terang atas kegelapan dunia.

Maka ijinkan diri kita untuk diam dan hening. Supaya kita dunung, wenang dan menang.

Penulis adalah Widya Saraswati, Wartawan Senior