Kemenperin Bina 280 Santri di D.I Yogyakarta dan Jateng jadi Enterpreneurship

Oleh : Ridwan | Sabtu, 14 Maret 2020 - 13:30 WIB

INDUSTRY.co.id - Yogyakarta - Kementerian Perindustrian melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) semakin gencar menciptakan wirausaha baru di lingkungan Pondok Pesantren (Ponpes) melalui program Santripreneur.

"Awal tahun 2020 kami telah melaksanakan program ini di Banten dan Tegal, kali ini kami kembali melanjutkan program Santri Berindustri dalam bentuk bimbingan teknis (Bimtek) serta fasilitas mesin dan peralatan kepada 7 Ponpes di Provinsi D.I Yogyakarta dan Jawa Tengah," kata Direktur Jenderal IKMA Kemenperin Gati Wibawaningsih di Yogyakarta, Sabtu (14/3/2020).

Dijelaskan Gati, kegiatan Bimtek ini dilaksanakan selama 4 hari mulai dari tanggal 14-17 Maret 2020, berupa bimbingan teknis IKM makanan ringan dan perbengkelan roda dua.

Adapun ketujuh Ponpes yang ikut serta dalam program Bimtek Santripreneur di D.I Yogyakarta dan Jawa Tengah antara lain, Pondok Pesantren Al Hikmah Karangmojo, Pondok Pesantren Nurul Haromain, Pondok Pesantren Raudlatul 'Ulum, Pondok Pesantren Darul Fikr Al Madai, Pondok Pesantren Al Mussani, Pondok Pesantren Darul Quran, dan Pondok Pesantren Diponegoro.

Selain kegiatan bimbingan teknis, Ditjen IKMA juga memfasilitasi mesin/peralatan produksi dan peralatan pendukung lainnya sehingga dapat dimanfaatkan oleh unit bisnis yang ada di pondok pesantren serta meningkatkan kapasitas produksi yang sudah ada.

Menurut Gati, wirausaha memegang peranan penting dalam menyokong pertumbuhan ekonomi nasional. Berdasarkan data Global Entrepreneurship Index 2018, kewirausahaan Indonesia saat ini berada di peringkat 94 dalam di antara 137 negara atau peringkat 16 di antara negara-negara Asia Pasifik.

"Kami terus laksanakan program ini untuk mengembangkan pemberdayaan ekonomi berbasis pondok pesantren dan menumbuh kembangkan semangat kewirausahaan di kalangan santri maupun alumni santri," tambahnya. 

Gati juga menyebut, terdapat narasumber pelatihan dari IdEA. Para narasumber ini akan memberikan wawasan mengenai teknologi serta proses produksi dalam berwirausaha.

"Yang namanya industri itu tidak lepas dari teknologi. Jadi yang harus tahu tentang teknologi itu bukan hanya perusahaan besar saja, para santri pun harus paham teknologi, karena kita sudah masuk revolusi industri 4.0," papar Gati.

Sejak tahun 2013 hingga saat ini, Ditjen IKMA telah membina sebanyak 52 pondok pesantren yang tersebar di tujuh provinsi, yakni Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Yogyakarta, Lampung, Kalimantan Timur, dan Banten dengan lebih dari 9.348 orang santri melalui pelatihan produksi dan motivasi kewirausahaan.

"Hari ini ada sekitar 280 santri yang akan kita bimbing. Jadi total sekitar 10.280-an santri," ungkapnya.

Gati pun menegaskan akan terus menjalankan program Santripreneur untuk mengembangkan pemberdayaan ekonomi berbasis pondok pesantren dan menumbuhkembangkan semangat kewirausahaan di kalangan santri maupun alumni santri.

"Ini merupakan program prioritas kami guna menyokong pertumbuhan ekonomi nasional," ungkapnya.

Pimpinan Pondok Pesantren Darul Quran KH Ahmad Kharis Astuti memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Kementerian Perindustrian yang telah memberikan perhatian khusus untuk Pondok Pesantren.

"Semoga apa yang selama ini diupayakan Kemenperin benar-benar bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh Ponpes yang ada sehingga bisa menjadikan santri hebat, industri kuat, Indonesia jaya," kata Ahmad.