135 Thermo Scanner Diaktifkan di Sejumlah Pintu Masuk Indonesia

Oleh : Herry Barus | Senin, 27 Januari 2020 - 09:48 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta-Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengatakan bahwa pemerintah memperketat pintu masuk negara dengan menyiagakan alat deteksi berupa thermo scanner guna mencegah Novel Coronavirus (2019-nCoV) masuk ke Indonesia. Melalui alat tersebut, nantinya para penumpang bisa dideteksi sejak dini apakah ada potensi gejala terjangkit virus tertentu.

''Sudah saya cegat (hadang) di bandara, itu concern saya yang dari luar terutama yang dari Tiongkok maupun wabah dari negara mana, kita selalu detect lewat thermal scan, kalau pun tidak ada demamnya itu bisa terlihat apakah ada tanda-tanda flu, semua alat yang ada di bandara, pelabuhan dan jalan darat sudah siap 24 jam,'' kata Menkes Terawan.

Peningkatan kewaspadaan ini dilakukan seiring dengan kejadianan penularan di Kota Wuhan, Tiongkok.

Hingga kini, sebanyak 135 thermo scanner telah diaktifkan di 135 pintu masuk negara baik darat, laut maupun udara, memberikan health alert card, memberikan KIE kepada penumpang, menyiapkan 100 RS rujukan infeksi emerging, berkolaborasi lintas sektor serta memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai dampak kesehatan akibat virus tersebut.

''Antisipasi kita lakukan terus menerus, mulai dari pintu bandara, mulai edukasi kepada masyarakat. Saya kan sudah utarakan di media massa berlakulah hidup sehat, kalau batuk ya ditutup, kalau sedang flu ya pakai masker, jangan sampai menulari temannya,'' ujar Menkes.

Lebih lanjut, kendati ada tanda-tanda yang menyerupai gejala tertular Novel Coronavirus, Menkes mengingatkan agar proses diagnosis tidak dilakukan sembarangan. Penyebabnya harus diketahui secara detail terutama riwayat perjalanan yang dilakukan serta riwayat interaksinya.

''Di waspadai nomor satu adalah riwayat perjalanannya, itu sangat penting, atau kontak dengan siapa, itulah yang harus kita tahu,'' ujar Menkes.

Menurutnya, dengan melakukan pengecekan secara detail dan lengkap, merupakan langkah penting supaya tidak terjadi kesalahan diagnosis, yang justru menimbulkan kesimpangsiuran berita dan kekhawatiran masyarakat. Hal ini mengingat dampak yang ditimbulkan dari pemberitaan ini sangatlah luas dan besar, bukan hanya kesehatan namun juga perekonomian negara.