Akhir Pekan IHSG Akan Berada di Zona Hijau

Oleh : Wiyanto | Jumat, 24 Januari 2020 - 08:48 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Secara teknikal IHSG mencoba bertahan diatas level moving average 200 hari dan mencoba menguji kembali moving average 20 hari. Indikator stochastic golden-cross dan RSI bullish reversal momentum seakan mampu memberikan signal positif pada perdagangan akhir pekan nanti.

Lanjar Nafi, analis Reliance Sekuritas Indonesia menjelaskan, meskipun secara jangka menengah IHSG membentuk pola double top dengan potensi lanjut pelemahan apabila break out level neckline.

"Sehingga kami perkirakan IHSG akan kembali bertahan pada zona hijau dengan support resistance 6230-6280," kata dia di Jakarta, Jumat (24/1/2020).

Saham-saham yang dapat dicermati diantaranya; TBLA, JPFA, MAIN, BRPT, HMSP, HOKI, ERAA, PGAS, ADRO.

IHSG (+0.25%) naik 15.75 poin kelevel 6249.21 dengan saham-saham sektor industri dasar (+1.25%) menjadi pendorong penguatan. Saham BRPT (+3.02%) sebagai induk dari emiten TPIA (+1.29%) naik signifikan setelah adanya tax holliday dari pemerintah guna menunjang pembangunan pabrik yang nantinya dapat melipat gandakan produksi dan mengurangi import negara.

Bank indonesia memberikan sentimen yang cukup optimis setelah menegaskan target pertumbuhan pinjaman dilevel 10%-12% di tahun 2020 berbanding 6,08% di tahun 2019. Bank Indonesia pun menahan suku bunga di batas 5% sebagai tindakan mengakomodatif pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan pinjaman serta menjaga inflasi tetap dilevel terekendali saat ini. meskipun demikian investor asing melakukan aksi jual bersih sebesar 297.16 miliar rupiah dengan saham BBCA menjadi top net sell value.

Bursa Eropa dibuka mengikuti pelemahan bursa saham Asia. Indeks Eurostoxx (-0.13%), FTSE (-0.15%) dan DAX (-0.40%) membuka perdagangan dizona merah. Investor terlihat berhati-hati dengan sentimen negatif dari Asia. Saham pertambangan memimpin pelemahan di Eropa seiring meningkatnya kekhawatiran penurunan permintaan pada komoditas tambang energy akibat dari pembatasan akses pengiriman karena virus corona. Selanjutnya diakhir pekan investor akan lebih sedikit mendapatkan informasi karena pasar libur di China menjelang tahun baru imlek.