Rayakan 25 Tahun Berkarya, Garin Sajikan Film Mooncake Story

Oleh : Amazon Dalimunthe | Selasa, 21 Maret 2017 - 13:10 WIB

INDUSTRY.co.id - Sutradara papan atas Indonesia, Garin Nugroho, dalam rangka merayakan 25 tahun berkiprah di  jagat perfilman Indonesia menyajikan karya terbarunya yang berjudul “Mooncake Story” yang akan mulai edar Kamis, 23 maret 2017. Garin yang memulai debutnya lewat film “Cinta Dalam Sepotong Roti”, kembali menawarkan  gagasan baru lewat film ini yakni Bahagia Lewat Berbagi.

Menurut Garin, Mooncake bercerita tentang dua orang yang berasal dari dua kelas sosial yang berbeda kemudian bertemu dan saling menemukan arti kehidupan. “Ini bukan film percintaan secara fisik. Ini film tentang gagasan orang –orang yang mau memberi hidupnya untuk orang lain dan kemudian berbahagia meski akhirnya tidak hidup bersama,” papar Garin.  

Film yang dibintangi oleh Bunga Citra Lestari (sebagai Asih), Morgan Oey (David), Dominique Diyose (Linda kakak David), Melati Zein (Sekar, adik Asih), Dedy Sutomo (pak TRI supir David), Kang Saswi (Badut), Jaja Miharja (pak RT), dan Richard Oh itu, mencerminkan kehidupan yang sungguh terjadi  di bumi Indonesia.

Dato Sri Tahir selaku pimpinan Tahir Foundation yang menjadi produser eksektif film  ini, ada tiga makna yang ingin disampaikan dan diekpresikan kepada publik melalui film ini. "Pertama adalah hubungan tyang harmonis, bisa dibangun antara mayoritas dan minoritas. Kedua, adalah hubungan antara si kaya dan si miskin, kita perlu adanya kerjasama saling membantu antara si kaya dan si miskin. Dan ketiga, khusus untuk para pengusaha. Kita para pengusaha bisa berbuat lebih banyak lewat kemampuan kita, untuk membantu masyarakat di bawah lapisan yang paling rendah," katanya.

Atas dasar pemahaman itulah, Dato Sri Prof Tahir berharap film ini perlu disaksikan terutama oleh para pengusaha besar, dan pengusaha menengah, "Karena mereka mempunyai tanggung jawab moril untuk mengatasi jurang perbedaan antara masyarakat mampu dan tidak," tekannya.

Menurut Bunga Citra Lestari (BCL), pesan moral dari film ini adalah kita harus bisa saling menghargai antarsesama, "Meski tingkat sosial dan etnis kita berbeda. Atau dengan kata lain, kita tetap harus bisa saling mengisi satu sama lain," ujarnya. 

Sedangkan menurut Dominique Diyose, film ini sangat humanis. "Meski kalau kita ngomongin drama, tidak akan pernah terlepas dari kehidupan kita masingmasing. Tapi, yang mau kita bagi kepada publik dari film ini adalah kasih dan kebahagiaan," ujarnya.

Dan itu diamini oleh Morgan Oey, yang menilai film ini,"Sangat related dengan masyarakat Indonesia. “Sebagai warga keturunan Tionghoa, saya merasa terwakili lewat film ini. Saya bermain seakan ingin menyuarakan hal yang sama lewat bahasa Film. Dan mas Garin piawai meramunya. Tidak percaya? Silakan tonton deh,” ajak Morgan. (Amz)