UIII Siap Didik Putra-putri Bangsa Indonesia

Oleh : Wiyanto | Senin, 25 November 2019 - 22:50 WIB

INDUSTRY.co.id - Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) akan segera berdiri. Untuk memantapkan hal tersebut digelarlah Konferensi UIII Selasa (26/11/2019), ini digelar dengan mengundang stakeholder, Kementerian Agama dan Wakil Presiden RI.

Pada malam ini, Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) dan Pendidikan Tinggi Islam (DIKTIS) Kemenag RI mengadakan Expert Meeting dengan tema: Seizing the Moment for Reinventing Muslim Civilization (“Merebut Momentum untuk Menemukan Kembali Peradaban Islam”). Program ini dihadiri oleh para rektor dan akademisi terkemuka dari manca negara: Mesir, Maroko, Kanada, Inggris, Australia, Tunisia, dan dari dalam negeri.

Expert Meeting bertujuan untuk menjadi sarana memperkenalkan kehadiran UIII kepada dunia internasional. Selain itu kegiatan ini juga dimaksudkan untuk mengupdate berbagai praktik dan pengalaman terbaik universitas-universitas terkemuka di dunia dalam mengembangkan kapasitas kelembagaan dan akademiknya di era milinial ini.

Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) Prof Arskal Salim menyebutkan ini tentu peristiwa besar dalam proses panjang dan perjalanan UIII (Universitas Islam Internasional Indonesia). Semua tahu berita tentang UIII ini yang beredar di media masa dalam beberapa tahun belakangan ini.

"Saya mengikuti berbagai informasi tentang UIII baik lewat media maupun lewat teman atau kolega," kata dia di Jakarta, Senin (25/11/2019).

Sekarang kata dia harus lebih tahu seluk beluk universitas ini. Insya Allah dengan kerja sama yang baik antara panitia, kementerian dan lembaga, dan masyarakat, UIII akan segera beroperasi sebagai universitas ternama dan dapat mengharumkan nama Indonesia di dunia internasional.

Menurutnya, kelahiran UIII adalah tuntutan sejarah yang tidak bisa ditawar lagi. Indonesia harus punya universitas kelas dunia yang memerankan misi diplomatik. Maka UIII dapat mempromosikan pesan-pesan Islam yang damai dan toleran, pesan Islam dan berkeadaban dan berkemajuan ke dunia internasional. Indonesia bertekad untuk mengembangkan Islam moderat sejalan dengan munculnya berbagai konflik dan kekerasan yang bersumber pada pemahaman agama.

Lewat UIII juga kita bertekad untuk menarik minat para pelajar dan mahasiswa dari berbagai penjuru dunia untuk datang ke Indonesia. Indonesia menjadi pusat peradaban Islam, tidak lagi menjadi periphery (pinggiran) seperti anggapan selama ini. Dan untuk urusan tersebut Indonesia mampu, kita yakin bahwa kita mampu mengemban tugas dan amanat tersebut.

Dalam sejarah, Islam di Indonesia dikenal sebagai islam pinggiran, tidak sepenuhnya Islam, tapi agama yang bercampur baur dengan tradisi lokal. Sinkretisme. Dengan adanya UIII ini, diharapkan citra Indonesia di dunia internasional tidak lagi dipandang sebelah mata. Dalam diskursus keilmuwan hingga saat ini Indonesia pun masih dipandang sebelah mata. Kajian tentang Islam berpusat pada Timur Tengah, lalu bergesar ke Timur sampai Indo-Pakistan. Indonesia dilewati begitu saja.

Pandangan keliru ini tentu harus diubah. Saat ini Indonesia memiliki kesempatan untuk memperkenalka khazanah dan tradisi Islam Indonesia secara lebih baik ke dunia internasional. UIII berkewajiban memperkenalkan hal tersebut. Besar, bahkan terlalu besar, harapan masyarakat Indoesia terhadap UIII ini. Semoga kita dan semua orang yang terlibat dalam pengurusan UIII diberi kekuatan oleh Allah Swt.

Tampaknya kehadiran universitas Islam internasional di Indonesia sudah tidak bisa ditawar-tawar lagi. Malaysia, tetangga kita, sudah jauh lebih maju. Sejak tahun 1980-an berdiri kampus-kampus internasional di negara jiran tersebut. Mahasiswa dari berbagai penjuru dunia datang ke sana. Ketertinggalan ini tentu tidak bisa dibiarkan terus. Kita harus mengejarnya agar sejajar dengan negara-negara lainnya.

"Sejalan dengan semangat untuk berjejaring dan berkoloborasi dengan lembaga-lembaga internasional, kehadiran UIII dirasakan tepat dan sesuai dengan kebutuhan yang ada," katanya.