Kemenperin Beberkan Ulah Investor Tesktil China di Indonesia

Oleh : Ridwan | Kamis, 05 September 2019 - 13:30 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus berupaya mendorong kolaborasi antar sektor agar bisa mengembangkan industri otomotif, tekstil dan produk tekstil (TPT), dan alas kaki. 

Kolaborasi dipandang penting dalam menambah kontribusi industri ke perekonomian dengan target 19,3 persen di tahun 2024.

Pihak Kemenperin berkata industri tekstil di Indonesia masih lebih kuat ketimbang Vietnam dan Bangladesh karena hulu dan hilir masih dikuasai lokal. Namun, Kemenperin memantau investor tekstil China yang malah enggan bekerja sama dengan perusahaan dalam negeri.

Hal itu dinilai bertentangan dengan semangat investasi kolaboratif dan menyebabkan distorsi di dunia industri.

"Pengalaman di industri tekstil dan alas kaki, banyak investor China masuk akuisisi di Jateng dan Jabar, tapi mereka enggan kerja sama dengan perusahaan dalam negeri," ucap Muhdori, Direktur Industri Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki Kementerian Perindustrian di Jakarta (4/9) kemarin.

Lebih lanjut, Kemenperin menyebut industri tekstil pada umumnya masih dikuasai lokal dari hulu sampai hilir. Ini menghilangkan kekhawatiran bahwa investasi akan lari ke luar negeri, sebab pelaku industru masih orang Indonesia.

"Menurut analisis kami, yang di Vietnam dan Bangladesh kekokohannya itu tak sebagus di Indonesia karena di Indonesia terintegrasi dari hulu dan hilir dan pelakunya saudara-saudara kita, dan tak mungkin rezekinya dialihkan ke luar," ujar Muhdori.

Pihak Kemenperin pun mendukung adanya kolaborasi dengan berbagai pihak dan percaya bisa memajukan industri dengan mengandalkan perusahaan yang sudah eksisting. Kemudian ditambah sentuhan teknologi revolusi industri 4.0 dan pengembangan pendidikan vokasi.