Imbas Krisis Ekonomi, Bisnis Pelayaran Merugi?

Oleh : Andi Mardana | Kamis, 29 Agustus 2019 - 19:13 WIB

INDUSTRY.co.id -  Jakarta - Perang dagang antara Amerika Serikat dengan China berimbas pada hampir semua sektor bisnis terutama di bidang pelayaran.

Djakarta Lloyd merupakan perusahaan dibidang pelayanan angkutan kargo kontainer dan curah berbasis transportasi kapal laut.

Direktur PT Djakarta Lloyd (Persero), Suyoto mengungkapkan selain melakukan kontrak dengan PT PLN (Persero) perusahaan pelat merah ini juga mempunyai kontrak nikel dengan Antam. Sedangkan, kata Suyoto, ekspor bijih nikel mengalami penurunan sehingga otomatis bisnis bulker mengalami over fleet (kelebihan armada kapal).

"Memang cukup ketat persaingannya. Untungnya Djakarta Lloyd sudah mempersiapkan diri, dari fleet yang tahun lalu kita hanya punya satu armada sendiri dan sewa jadi tiga. Tahun ini kami akan menambah dua armada kapal jadi lima," jelas Suyoto pada acara "Ngopi BUMN" di Jakarta, Kamis (29/8).

Penambahan armada ini kata Suyoto tujuannya untuk mengejar target yang sangat kompetitif.

"Dalam bisnis, biasa begitu ketika over supply kan harga langsung turun gitu. Jadi kalau kita mau capai target ya strateginya ketika harga turun kita harus mencapai volume biar kita bisa mengangkut sebanyak-banyaknya," terang Suyoto.

Lebih lanjut Suyoto menerangkan bahwa hingga semester awal 2019 Djakarta Lloyd sudah mengangkut setidaknya 900 ribu ton, hanya saja keuntungan yang diperoleh belum signifikan lantara anjoknya harga.

"Kendalanya over supply fleet jadi harga turun sehingga keuntungan kita tidak begitu besar," jelasnya.