Kemenperin Dorong Pasokan SDM Industri Tekstil yang Kompeten

Oleh : Ridwan | Selasa, 13 Agustus 2019 - 12:35 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong pasokan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten untuk industri tekstil dan produk tekstil (TPT) melalui program Diklat 3in1. Diklat 3in1 tersebut meliputi pelatihan, sertifikasi hingga penempatan kerja.

Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin, Eko S.A Cahyanto mengatakan, program ini guna menciptakan lulusan yang link and match atau sesuai kebutuhan industri.

Saat ini, katanya, diklat 3in1 telah meluluskan sebanyak 303 peserta dari beberapa wilayah di DKI Jakarta, Jawa Tengah hingga Lampung. Kemenperin menggandeng sejumlah pelaku usaha, di antaranya Asia Citra Pratama, Central Sandang Jayatama, Harapan Global Apparel, Pan Asia Jaya Abadi, Sima prima Indonesia untuk penempatan kerja mereka.

"Para peserta itu sudah mengikuti pelatihan sejak 22 Juli sampai 10 Agustus 2019 di BDI Jakarta. Dari 303 peserta, yang sudah tersertifikasi sebanyak 283 orang karena telah memenuhi kualifikasi. Sisanya kami akan fasilitasi untuk resertifikasi agar mereka mencapai level yang sama," ujar Eko di kantor Kemenperin, Jakarta (12/8).

Eko menjelaskan, pihaknya telah melakukan penyelarasan kurikulum dan silabus di SMK sesuai dengan kebutuhan industri. Selain itu, tamnahnyua, pihaknya juga melakukan penyusunan modul untuk materi pembelajaran tambahan. 

"Hingga saat ini, sudah ada sebanyak 35 kompetensi keahlian bidang industri," ujarnya.

Agar kurikulum hasil penyelarasan dapat diimplementasikan dengan baik, menurut Eko, perlu ada peningkatan kompetensi guru bidang produktif. Mulai tahun 2018, Kemenperin telah memfasilitasi pelatihan sebanyak 508 guru SMK dan program pemagangan guru SMK sebanyak 1.233 orang.

Pada 2019, Kemenperin akan memprogramkan peningkatan kompetensi guru produktif SMK, yakni melalui program pemagangan yang ditargetkan diikuti sebanyak 1.000 guru dan pelatihan sebanyak 1.000 guru. 

"Kami harapkan, guru-guru SMK dapat memanfaatkan kesempatan ini guna terlaksananya program link and match dengan industri," ungkapnya.

Selanjutnya, Kemenperin terus mendorong penyediaan peralatan praktikum yang memadai di SMK. Pasalnya, selain ketersediaan guru produktif, implementasi kurikulum hasil penyelarasan juga memerlukan ketersediaan peralatan praktikum minimal di SMK agar siswa dapat dibekali dengan keterampilan teknis dasar sebelum masuk ke industri. 

"Untuk itu, dalam setiap kegiatan launching vokasi industri selalu diiringi dengan pemberian hibah peralatan dari industri," sebutnya. 

Guna mendorong penyediaan peralatan praktikum, pada tahun 2017 Kemenperin juga telah merealokasi anggaran sebesar Rp35 miliar, ditujukan untuk bantuan peralatan praktikum minimum kepada 74 SMK.