Marina Edukasi Perempuan Muda Indonesia Taklukan Tantangan di Era Digital

Oleh : Nina karlita | Selasa, 30 Juli 2019 - 20:35 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta, 30 Juli 2019 – Hari-hari ini kita sedang menghadapi sebuah era di mana informasi dapat dengan sangat mudah didapatkan, digunakan, dan dibagikan. Adanya internet yang dapat diakses
lewat smartphone dan gadget, memunculkan kebiasaan yang baru baik dari segi interaksi maupun
penggunaan waktu, apalagi dengan munculnya media sosial.1 Indonesia adalah salah satu negara
dengan jumlah pengguna internet tertinggi di dunia, terutama dalam hal penggunaan media sosial
yang mencapai 56% dari total populasi, naik 20% dari tahun 2018.2 Hal tersebut didukung dengan hasil survei yang dilakukan oleh APJII (Asosiasi Penyelenggara Jaringan Internet Indonesia) pada tahun 2018, di mana dari total 256,2 juta orang Indonesia sekitar 143,26 juta orang Indonesia adalah pengguna internet, dengan mayoritas dari pengguna media sosial adalah perempuan.3
Namun, penggunaan media sosial selalu memiliki dampak dua sisi, yakni positif dan negatif.

Penggunaan yang berlebihan ternyata dapat mempengaruhi produktivitas dan kesehatan mental terutama perempuan muda Indonesia yang ternyata merupakan pengguna mayoritas media sosial, memiliki budaya koneksi, interaksi, dan relasi yang berbeda karena lahir di era digital. Dalam peluncuran program youth women empowerment tahunan Marina, yakni Marina Beauty Journey 2019 dengan tema #SemakinBersinar di Jakarta, Psikolog Vera Itabiliana mengungkapkan, “Media sosial bisa menjadi platform yang baik jika digunakan secara tepat dan tidak berlebihan. Di era digitalini, ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari media sosial, seperti menampilkan identitas,ekspresi diri, membangun komunitas, dan mendapatkan dukungan emosional. 

Tetapi jika kita terlalu berlebihan menggunakannya akan mempengaruhi produktivitas dan kesehatan mental. Kesehatan mental di sini dapat diinterpretasikan bahwa usia muda memiliki tendensi untuk melakukan yang dinamakan pembandingan sosial, pembandingan sosial ini adalah mereka akan cenderung melihat orang lain lebih dari dirinya sehingga menyebabkan timbulnya rasa tidak percaya diri. Lalu, ketika penggunaan media sosial mengganggu jam istirahat, jam makan atau jam aktivitas biasanya, bisa dikatakan itu sudah berlebihan, dan akan mempengaruhi produktivitas. Misalnya, ketika jam tidur terganggu badan pun kurang istirahat sehingga keesokan harinya beraktivitas kurang optimal karena kelelahan, atau ketika jam kerja membuka media sosial terlalu sering, sehingga fokus jadi menjadi terganggu”.

Acara tersebut juga dihadiri oleh narasumber Aulia Halimatussadiah yang akrab dipanggil dengan Llia, seorang penulis dan pengusaha Co-Founder & CMO Storial.co, ia mengatakan bahwa, “Saya peka
terhadap perkembangan media sosial dan digital saat ini, apalagi saya bekerja di dunia teknologi.
Sebagai seorang perempuan yang berkonsentrasi dalam pemberdayaan perempuan dan teknologi, saya sepenuhnya menyadari bahwa banyak tantangan hidup di era keterbukaan informasi ini berdampak pada kita secara positif atau negatif. Tantangan terbesar yang paling nyata di era digital ini adalah distraksi oleh teknologi, banyak pesan atau email yang harus kita balas, notifikasi dari banyak aplikasi yang kita install, semua merebut perhatian kita.

Kalau tidak hati-hati, ini akan membuat kita tidak produktif. Saya menyiasati tantangan ini dengan mengatur waktu dalam menggunakan teknologi. Biasanya, pagi hari saya gunakan untuk fokus berkarya, baru agak siang ke sore, saya bisa kembali menggunakan teknologi untuk berkomunikasi dan berinteraksi. Selain itu, di era yang membuat kita semakin mudah mengakses informasi ini, saya tidak ingin hanya pasif mengamati media sosial, saya juga memanfaatkannya dengan membuat konten dan membagi apa yang menjadi passion saya. Salah satu caranya adalah dengan berbagi tips produktivitas melalui kanal podcast saya, yang mudah-mudahan bisa menjadi inspirasi buat perempuan lain, dan membuka kesempatan-kesempatan baru bagi saya.”