Sinergi Pelatihan Vokasi dan Dunia Industri Diperlukan Untuk Tingkatkan Daya Saing Tenaga Kerja

Oleh : Hariyanto | Rabu, 17 Juli 2019 - 06:58 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Ekonom senior Raden Pardede mengatakan, ketertinggalan tenaga kerja Indonesia dikarenakan kurangnya sinergi antara dunia pendidikan yang cenderung teoritis dengan realita dunia kerja sebagai octame vokasi.

“Akibatnya, sungguh ironis, banyak pengangguran dari lulusan sekolah kejuruan (SMK) ketimbang lulusan sekolah umum (SMA),” kata Raden dalam Focus Group Discussion "Meningkatkan Daya Saing Nasional Melalui Pelatihan Vokasi" di Jakarta, Selasa (16/7/2019).

Untuk itu, guna mengejar ketertinggalan tersebut, Dirjen Binalattas Kemnaker Bambang Satrio Lelono mengatakan, saat ini pemerintah menggenjot program Triple Skilling yaitu Skilling, Re-skilling, & Up-skilling yang dilaksanakan melalui balai-balai latihan kerja (BLK) Kemnaker.

“Indonesia sekarang ini baru memiliki 57 tenaga kerja terampil. Sehingga perlu menyiapkan 3,7 juta tenaga kerja terampil per tahun untuk sampai pada bonus demografi Indonesia pada 2030,” ungkap Bambang.

Ia mengatakan perlu adanya sinergi antara kurikulum pendidikan pelatihan vokasi dengan dunia industri sebagai penampung output vokasi. "BLK menjadi sarana sinkronisasi antara dunia pendidikan, pelatihan, dan industri, dalam menyongsong bonus demografi Indonesia," kata Bambang.