BI Rate Naik, Intiland Harap Perbankan Gencar Jalin Kolaborasi dengan Pengembang

Oleh : Ridwan | Selasa, 07 Mei 2024 - 22:45 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Bank Indonesia (BI) telah menaikan suku bunga acuan atau BI Rate menjadi 6,25%. Kenaikan BI Rate ini pastinya akan berdampak bunga kredit atau cicilan, meskipun berlangsung lama.

Salah satunya, berimbas pada suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Apalagi, KPR menganut bunga flioating yang selalu berbeda setiap bulan dan tiba-tiba melonjak.

Menanggapi kondisi tersebut, Sekretaris Perusahaan PT Intiland Development Tbk, Theresia Rustandi menyebut bahwa dampak kenaikan BI Rate terhadap sektor properti tergantung implementasi dari perbankan. 

"Mungkin dampaknya tidak terlalu signifikan, jika kondisi perbankan-nya tetap kondusif dan tetap dapat melakukan inovasi atau kolaborasi dengan pengembang  agar suku bunga yang harus ditanggung oleh konsumen bisa tetap dalam jangkauan perbankan," kata Theresia di Jakarta, belum lama ini.

Dirinya berharap perbankan masih sangat memahami kondisi industri properti saat ini. Artinya, dengan mereka (perbankan) memahami, maka kebijakan menaikan suku bunga itu tidak akan memperbaiki kondisi. 

"Kami masih berharap perbankan memahami kondisi di industri properti, itu makanya kita harus selalu partnering sama-sama," terangnya.

Theresia memahami bahwa perbankan memang memiliki cost yang harus dikeluarkan. Disamping itu, perbankan juga memiliki profit yang cukup besar. 

"Kami berharap bahwa perbankan juga mau berkorban sedikit agar tingkat suku bunga ini bisa kondusif dan dijangkau oleh masyarakat secara umum," tutur Theresia.

Lebih lanjut, dirinya mengungkapkan bahwa idealnya besaran bunga kredit kalau harus naik adalah sekitar 1% sampai dengan 2%. 

"Oleh karena itu, perbankan jangan mematok terlalu besar naiknya, kalau terlalu besar bebannya akan jadi besar juga ke konsumen," tegasnya.

"Kami juga harus memikirkan working capital, jika working capital-nya dua digit pasti akan berat cashflownya. Kita harus paham bahwa casflow di industri properti itu banyak tekanan," tutup Theresia.