Film Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi

Oleh : Nina karlita | Minggu, 14 Juli 2019 - 21:14 WIB

INDUSTRY.co.id - liat perfilman Indonesia semakin hari semakin menarik. Sineas-sineas sudah mulai terstimulasi untuk mengeksplor karya-karya mereka tanpa takut terbentur pada ramuan khas box office yang diinginkan pasar. berbagai Genre-genre baru selain Horror terus bermunculan. Kualitas film & cerita pun terus meningkat. Penikmat film Indonesia kini ibaratnya tidak perlu khawatir dengan sajian monoton di bioskop-bioskop.

Film DMDM ini berangkat dari sebuah cerpen terkenal milik Seno Gumira Ajidarma yang  terkenal dan ceritanya amat berkesan bagi masyarakat. Cerpen ini sempat mencuat karena kisahnya yang mewakili zamannya pada saat itu di era 90-an. Cerita ini berkisah tentang Sophie, gadis cantik yang tetiba “berada di sebuah Kampung Lapak yang dihuni oleh orang-orang yang bertolak belakang dengan sosoknya. Pemukiman berhimpit yang dihuni oleh multi etnis dari berbagai latar belakang ini, seolah kehadiran sosok  “dari luar angkasa” yang tetiba mengobrak-abrik hidup mereka, terutama kaum wanita di kampung Lapak. 

Kehadiran Sophie yang membutuhkan studi langsung untuk menyelesaikan thesis nya ini rupanya menjadi sumber petaka bagi gerombolan istri. Sosok sophie yang aduhai adalah “ selingan segar bagi para suami dan laki-laki baik tua maupun muda. Sayangnya di antara mereka mungkin ada yang kebablasan, mungkin juga tidak, tetapi Sophie sudah keburu menjadi kambing hitam warga. Kehadirannya seketika membuahkan peperangan asumsi  yang mana bumbu-bumbu negatif lebih mendominasi situasi.

Himaya Studio amat jeli untuk mengangkat kembali karya Seno Gumira Ajidarma ini ke dalam film di era millenial. Era di mana asumsi masih sering menjadi senjata peperangan baik di dunia nyata maupun dunia maya. Dalam iklim digital biasanya kabar-kabar beraroma asumsi yang belum terbukti faktanya ini dikenal dengan hoax. Kehebohan warga akan kehadiran Sophie membuat hidup mereka gunjang-ganjing dan nyaris berubah 180 derajat. Film ini seolah menjadi cermin akan kebiasaan masyarakat kita yang suka menyalahkan atau mengkambinghitamkan sosok baru di dalam lingkungan atas masalah yang dia alami dalam hidupnya. Komedi satir diramu sangat apik dan menggelitik oleh sutradara John de Rantau.