Oktober, PLTU Terbesar di Indonesia Siap Beroperasi

Oleh : Ahmad Fadli | Senin, 08 Juli 2019 - 06:34 WIB

INDUSTRY.co.id, Jakarta-  Progres PLTU Jawa 7 Tahap I mencapai 95%, pembangkit listrik batu bara berkapasitas 1000 MW ini diproyeksi bakal beroperasi Oktober ini. Pembangkit ini bisa lebih cepat beroperasi dibanding target awal yang dipatok April 2020.

"Pengoperasian PLTU Jawa 7 ini akan menjadi kado untuk presiden yang akan dilantik pada Oktober juga," kata Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Barat Perusahaan Listrik Negara (PLN) Haryanto

Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jawa 7 diproyeksi menghemat hingga Rp 1 triliun per tahun sejak beroperasi. Ia mengatakan penghematan berasal dari efisiensi dan teknologi terbaru yang digunakan, sehingga harga per kWh hanya 4,2 sen, dibanding harga biasanya 5-6 sen per kWh.

PLTU tahap I dengan kapasitas 1.000 megawatt  ini diharapkan bisa selesai pada Oktober 2019, sementara tahap dua dengan kapasitas 1.000 megawatt diharapkan bisa selesai lima bulan kemudian atau Februari 2020.

"Secara total progress PLTU ini telah mencapai 95%, dan masih ada beberapa pekerjaan rumah hingga akhirnya beroperasi. Yang harus diselesaikan antara lain konstruksi pembangkit, commissioning dan pengetesan perangkat pembangkit, dan memastikan pasokan batu bara terpenuhi terutama jika kedua tahap selesai.

Total kebutuhan batu bara untuk kapasitas 2.000 megawatt mencapai 7 juta ton per tahun dan akan dipenuhi oleh PLN Batu Bara.

"Agustus nanti seharusnya sudah masuk tahap percobaan dan selama tiga bulan, sehingga Oktober bisa beroperasi. Ini teknologi pertama di Indonesia sehingga lebih efisien dan meski dari batu bara dia ramah lingkungan," kata dia.

Presiden Direktur PJB Iwan Agung Firstantara mengatakan teknologi coal handling yang digunakan PLTU ini menjadi yang pertama di Indonesia, sehingga tidak ada batu bara yang terbuang dari jetty conveyor. Setiap harinya coal handling ini menangani 20.000 metrik ton batu bara dengan kalori 4.200.

Iwan menyebutkan investasi untuk dermaganya sendiri Rp 3 triliun. PLTU Jawa 7 juga diharapkan bisa meningkatkan beban listrik Jawa dan Bali, yang diperkirakan mencapai 28.000 megawatt pada akhir 2019, naik dari beban 2018 sebesar 27.000 megawatt.

"Kami berharap dengan COD ini selain PLN menerima produk murah, tetapi juga ramah lingkungan. Beban transfer listrik dari Timur ke Barat pun bisa berkurang," kata Iwan.

Pembangunan dilakukan oleh PT Shenhua Guohua Pembangkitan Jawa Bali (SGPJB), perusahaan patungan antara China Shenhua Energy Company Limited (CSECL) dan PT Pembangkit Jawa Bali Investasi (PJBI). Kepemilikan CSECL memiliki porsi saham 70%, sedangkan PJBI sebesar 30%.