Kadin Bidik Ketersediaan Jagung untuk Industri Pakan dan Peternak Lokal

Oleh : Ridwan | Rabu, 03 Juli 2019 - 18:15 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Kebutuhan pangan berbasis protein hewani akan sangat tergantung oleh ketersediaan dan harga pakan, yang dimana 80% bahan bakunya berupa komoditas jagung. 

Hingga saat ini Indonesia dinilai belum juga mampu mewujudkan ketahanan pangan nasional, termasuk protein hewani secara mencukupi.

Berdasar pada hal itu, Komite Tetap Ketahanan Pangan Kadin Indonesia menyelenggarakan FGD dengan tema "Strategi Pemanfaatan Jagung untuk Mendukung Ketahanan Pangan Nasional Berbasis Protein Hewani, 2019 – 2024" di Menara Kadin Indonesia, Rabu (3/7/2019).

Ketua Komite Tetap Kadin Bidang Perkebunan Rudyan Kopot menyebutkan, selain teknologi produksi terdapat beberapa faktor yang harus diperhatikan untuk meningkatkan produktivitas komoditas jagung nasional mulai dari pembibitan, pupuk yang memadai dan ekonomis, pemanfaatan limbah dari perkebunan jagung  hingga stabilitas harga pasar.

Menurutnya, naik turunnya harga jagung cenderung akan berdampak pada naik turunnya harga daging dan telur ayam ras. Berdasarkan data Kementerian Pertanian, harga acuan di konsumen jagung mencapai Rp 3.750 per kilogram. 

Menteri Pertanian, Amran Sulaiman menyebutkan dampak Positif Perpres harga dasar jagung antara lain tidak ada kekhawatiran kekurangan jagung saat paceklik, justru diperkirakan terjadi over supply. Selain itu, industri pakan cenderung berlomba meningkatkan kapasitas serap/produksi.

Berdasarkan data dari Badan Prognosa Ketahanan Pangan, sepanjang 2019 total kebutuhan jagung untuk industri pakan mencapai 8.590.000 ton dan peternak lokal mencapai 2.916.033 ton.