Dekatkan Teknologi, Zenius Education Tingkatkan Kualitas Pendidikan di Daerah Tertinggal

Oleh : Hariyanto | Rabu, 15 Mei 2019 - 09:55 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Pemerintah melalui Direktorat JenderaI Pembangunan Daerah Tertinggal di bawah Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi sudah menangani sebanyak 122 Daerah Tertinggal pada tahun 2015-2019, dengan sebaran yang berada lebih banyak di Kawasan Timur Indonesia yaitu 103 kabupaten (84,43%) sedangkan 19 kabupaten (15,57%) sisanya di Kawasan Barat Indonesia.

Persoalan utama pada daerah tertinggal yang paling kompleks dan terlihat jelas adalah status perekonomian dan status pendidikan yang turut mempengaruhi sumber daya manusia di daerah tersebut.

Kondisi pendidikan di beberapa daerah tertinggal khususnya yang terletak di perbatasan Indonesia memerlukan perhatian khusus, karena mutu pelayanan pendidikan yang rendah, tingginya angka putus sekolah, sarana prasarana yang belum memadai, dan minimnya pengajar masih mewarnai perjalanan pendidikan daerah-daerah tersebut.

Menurut Samsul Widodo, Direktur Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal, upaya percepatan pembangunan Daerah Tertinggal harus dilakukan dengan cara-cara yang tidak biasa, salah satunya dengan mendekatkan teknologi ke daerah-daerah tertinggal.

”Persoalan pendidikan di Daerah Tertinggal tidak hanya terkait aksesibilitas dan minimnya sarana prasarana, namun juga rendahnya ketersediaan tenaga pendidik. Selama ini, sebaran tenaga pendidik di Daerah Tertinggal lebih banyak ada di ibu kota kabupaten. Belum lagi masalah kualitas belajar mengajar yang juga perlu diperbaiki," kata Samsul di Jakarta, Selasa (14/5/2019).

Untuk menjawab persoalan tersebut, lanjut Samsul, Ditjen Pembangunan Daerah Tertinggal bekerja sama dengan Zenius Education untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Daerah Tertinggal. "Melalui inovasi dan teknologi, Ditjen Pembangunan Daerah Tertinggal mencoba menjangkau hal-hal yang sebelumnya sulit bahkan belum pernah dijangkau untuk mengembangkan literasi dan praktik digital di Daerah Tertinggal,” paparnya.

Zenius Education akan mendukung pengembangan SDM di Daerah Tertinggal melalui platform Zenius Prestasi. Zenius Prestasi merupakan solusi pembelajaran yang tepat karena dengan teknologi 020 (Online to omine), hasil belajar dalam kondisi tanpa internet tetap bisa disinkronisasi ketika mendapatkan koneksi internet.

Dengan fitur video belajar yang lengkap mengikuti perkembangan kurikulum, paket soal latihan dan ujian dengan komposisi Higher Order Thinking Skill (HOTS) dan Lower Order Thinking Skill (LOTS) yang proporsional, dan pemetaan kemampuan siswa dan prediksi rekomendasi belajar, Zenius Prestasi dapat membantu siswa untuk belajar dan bahkan membantu daerah yang memiliki keterbatasan jumlah guru untuk memantau perkembangan belajar siswa dan menyusun program pembelajaran selanjutnya.

”Sebagai bentuk komitmen Zenius Education dalam mencetak individu-individu pembelajar yang rasional, berpikir saintifik, dan berakal, kami mengembangkan platform digitalisaSI sekolah Zenius Prestasi untuk meningkatkan efisiensi dan mempermudah kinerja guru. Zemus Prestasn menyediakan konten belajar yang melengkapi pelajaran yang diberikan di sekolah, membantu menyederhanakan proses ujian, dan mengurangi beban tugas-tugas administratif guru, sehingga para guru dapat fokus untuk melatih dan mengedukasi siswa," ujar Wisnu Subekti, President Zenius Education.

Proyek rintisan kerja sama antara Ditjen Pembangunan Daerah Tertinggal dengan Zenius Education dilakukan di Kabupaten Sambas, saiah satu daerah tertinggal yang terletak pada bagian pantai barat paling utara dari wilayah provinsi Kalimantan Barat. Kabupaten Sambas merupakan daerah tertinggal yang berada di perbatasan antara Indonesia dan Malaysia, kawasan transmigrasi, rawan bencana tinggi, dan masuk dalam kriteria daerah 3T; yaitu Terluar, Terpencil, dan Tertinggal.

Terdapat 15 sekolah di Kabupaten Sambas Kalimantan Barat yang menjadi tujuan implementasi kerjasama antara Ditjen PDT dan Zenius Education, di mana sekolah tersebut akan mendapatkan workshop dan pelatihan mengenai HOTS, literasi digital, dan cara menggunakan Zenius Prestasi.

Dari 15 sekolah yang menjadi target, Zenius memilih 10 sekolah yang akan menerima server untuk dapat mengakses Zenius Prestasi, sehingga meskipun tanpa akses internet, para siswa dapat tetap mengakses ribuan materi pelajaran dan soal. Dengan demikian, proses pembelajaran dengan menggunakan Zenius Prestasi tidak perlu harus bergantung pada kuantitas guru, dan diharapkan nantinya satu guru dapat mendampingi hingga 3 kelas sekaligus.

“Zenius Prestasi dapat digunakan baik di daerah dengan infrastrukturterbatas maupun di kota modern yang memiliki infrastruktur lengkap. Melalui kerja sama ini, kami harap Zenius Prestasi dapat diadopsi lebih luas lagi demi meningkatnya produktivitas dan kualitas mengajar guru, tidak hanya di daerah tertinggal tetapi juga di kota-kota besar. Dengan Zenius Prestasi, sekolah-sekolah di Indonesia dapat menerapkan metode blended learning yang secara saintifik terbukti meningkatkan pemahaman dan hasil belajar serta nilai ujian siswa," tutup Wisnu.