Halodoc Mudahkan Masyarakat Konsultasi Kesehatan

Oleh : Nina karlita | Senin, 06 Mei 2019 - 20:15 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta,  Mei 2019 – Bulan Ramadan yang penuh berkah akan segera tiba. Bagi umat muslim, puasa di bulan ini merupakan ibadah yang dinanti setiap tahunnya. Selain sebagai ibadah, menahan lapar dan dahaga mulai dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari juga mendatangkan manfaat kesehatan. Namun, banyak anggapan keliru yang berdampak terhadap kesehatan dan kebugaran tubuh seperti pola dan asupan makanan yang kurang tepat saat sahur dan berbuka puasa.

“Memahami kondisi kesehatan masyarakat Indonesia selama berpuasa di bulan Ramadan. Halodoc kembali berkomitmen untuk menyediakan akses kesehatan yang mudah dan nyaman digunakan. Layanan yang bersifat preventif dan kuratif ini dimaksudkan untuk mendukung masyarakat agar tetap fokus dan bugar dalam menjalankan ibadah puasa Ramadan,” tegas Felicia Kawilarang, Vice President Marketing Communications Halodoc. “Sebagai layanan kesehatan berbasis online yang telah hadir selama tiga tahun belakangan, Halodoc mencatat keluhan kesehatan masyarakat saat berpuasa yang dikonsultasikan dengan para dokter melalui aplikasi yaitu, masalah pencernaan, konstipasi dan sakit kepala,” sambung Felicia.

“Kekhawatiran masyarakat akan masalah kesehatan dapat menganggu ibadah puasa. Terkadang masyarakat percaya mitos bahwa makan banyak saat sahur dapat membuat kita kenyang sepanjang hari atau makan sedikit saat sahur dan berbuka akan membuat berat badan turun. Nyatanya saat sahur tubuh kita membutuhkan nutrisi yang tepat dengan jumlah yang memadai agar kuat berpuasa 12-13 jam serta tetap nyaman dalam melakukan kegiatan sehari-hari, bukan hanya sekedar kenyang. Karenanya asupan nutrisi yang tak seimbang dapat menimbulkan keluhan seperti nyeri lambung, sakit kepala, dehidrasi, konstipasi bahkan stress karena kurang makan, minum dan istirahat yang cukup. Terlebih, mengonsumsi makanan berlemak, manis, ataupun karbohidrat yang berlebihan, justru akan meningkatkan jumlah kalori dan berpotensi obesitas,” ungkap Dr. Jovita Amelia, MSc, SpGK, Dokter Ahli Gizi. 

Berdasarkan kajian literatur, puasa Ramadan dapat menurunkan berat badan dan persentase lemak tubuh serta meningkatkan HDL.  Namun, penurunan berat badan akan optimal jika memang selama puasa mengatur jenis makanan yang dikonsumsi, baik ketika sahur atau berbuka. Karena puasa Ramadan justru malah meningkatkan berat badan, alasannya karena tidak ada perubahan gaya hidup khususnya bagaimana mengatur strategi untuk makan yang benar saat sahur dan berbuka. 

Menjalankan ibadah puasa yang khusyuk tentu menjadi idaman umat muslim, Zivanna Letisha, Selebriti dan seorang ibu berbagi pengalaman sulitnya menjaga pola makan yang baik dan benar saat Ramadan, “Sehari-hari saya dan suami cukup menjaga pola makan kami. Namun, saat bulan Ramadan tiba sulit bagi kami untuk menjaga kebiasaan tersebut, dengan padatnya jadwal berbuka puasa bersama keluarga dan para sahabat, kami kerap cheating soal makanan. Terlebih saat waktu sahur, karena sudah lelah seharian beraktivitas kami kadang lebih memilih untuk makan makanan yang instan, tapi kurang bernutrisi. 

Sehingga tubuh jadi kurang nyaman dan malah mengalami kenaikan berat badan. Jika tubuh kurang fit, jadi cepat sakit. Tapi dengan padatnya jadwal di bulan Ramadan, sulit bagi saya untuk mengatur jadwal kunjungan ke dokter. Oleh karena itu, saya terbantu dengan layanan Halodoc yang memungkinkan saya dan keluarga untuk bisa berkonsultasi langsung dengan dokter melalui aplikasi. Ditambah lagi jika saya membutuhkan obat dengan segera secara praktis dapat dipesan lewat fitur Buy Medicines dari Halodoc.”