Inacraft Targetkan Penjualan Capai Rp 146 Miliar

Oleh : Ridwan | Rabu, 24 April 2019 - 20:15 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Kementerian Perindustrian memberikan apresiasi terhadap penyelenggaraan pameran INACRAFT karena menjadi ajang penting dalam memberikan kesempatan kepada para perajin lokal meningkatkan akses pasar produk kerajinannya sehingga bisa mendongkrak nilai ekspor. 

"Kami melihat besarnya animo peserta pameran Inacraft setiap tahun untuk memperkenalkan produk mereka ke pasar lokal dan mancanegara," kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto pada pembukaan Pameran Inacraft 2019 di Jakarta, Rabu (24/4).

Airlangga menyebutkan, penyelenggaraan Inacraft tahun ini, menargetkan transaksi penjualan hingga Rp146 miliar, nilai ekspornya menembus angka USD13 juta, dan jumlah pengunjung sebanyak 200.000 orang. 

Kegiatan yang digelar selama 24-28 April 2019 di Plenary Hall, Jakarta Convention Center (JCC) ini akan dihadiri sekitar 1.300 buyer dari 60 negara serta terdapat 1.400 booth yang diisi oleh 1.700 perusahaan atau pelaku usaha.

"Apalagi, keunikan Inacraft dengan pameran lainnya adalah selalu menonjolkan ikon daerah tertentu setiap tahunnya. Pada 2019, Provinsi DKI Jakarta menjadi Ikon dengan tema Jakarta Enjoyable Multicultural Diversities. Tahun ini juga Inacraft menampilkan Maroko sebagai Country of Honour," ungkapnya.

Menurut Airlangga, hal tersebut merupakan salah satu bentuk kerja sama sister city antara Jakarta dan Casablanca. "Dengan adanya penampilan Country of Honour, para perajin Indonesia diharapkan pula dapat melihat dan belajar dari produk kerajinan negara lain serta bisa berkolaborasi untuk semakin meningkatkan daya saingnya," paparnya.

Pada Inacraft ke-21 ini, Kemenperin menyediakan booth sosialisasi program Direktorat Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) berupa Klinik Pengembangan Desain Kemasan dan Merek dan Klinik Hak Kekayaan Intelektual (HKI). Di booth Klinik Pengembangan Desain Kemasan, para pengunjung bisa berkonsultasi terkait kemasan yang tepat untuk produknya. 

"Selain itu, mendapatkan ilmu tentang desain merek produk IKM yang baik, sehingga kualitas produk IKM dapat semakin meningkat, baik dari segi kemasan, desain, serta labelling," ujar Dirjen IKMA Kemenperin Gati Wibawaningsih.

Lain halnya, di booth Klinik HKI, pengunjung bisa berkonsultasi mendapatkan informasi tentang layanan maupun perlindungan HKI, serta mendapatkan fasilitasi pendaftaran HKI dari Ditjen IKMA Kemenperin.

Tak hanya itu, Kemenperin juga memamerkan produk hasil karya Bali Creative Industri Center (BCIC), dalam hal ini, Ditjen IKMA menginisiasi kolaborasi yang melibatkan jajaran perancang terkemuka Indonesia sebagai motor penggerak inovasi, dengan kriyawan terkurasi sebagai penghasil dari kriya tersebut. Sejak 2015, BCIC menjadi tempat berkumpul para wirausaha dan inkubator kreatif di bidang fesyen, kriya, dan animasi.

Gati menegaskan, pihaknya terus memacu kreativitas pelaku usaha dalam mengembangkan desain dan kualitas produknya, sehingga meningkatkan nilai tambah dan daya saing, sehingga pengusaha kerajinan dapat lebih meningkatkan eksistensinya baik di kancah nasional maupun internasional. 

"Semoga pameran ini dapat memberikan sumbangsih kepada seluruh peserta untuk meningkatkan produktivitas, mengedukasi dan merangsang pemahaman mereka dalam hal mempromosikan produk kerajinan secara aktif dan komprenhensif," tuturnya.