Presiden Jokowi: Bandara Tjilik Riwut Dapat Menjadi Motor Ekonomi

Oleh : Herry Barus | Selasa, 09 April 2019 - 09:00 WIB

INDUSTRY.co.id - Palangkaraya – Terminal Baru Bandara Tjilik Riwut di Palangkaraya diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada hari ini, 8 April 2019.

Sejak dioperasikan pertama kali pada 28 Maret 2019, terminal baru itu menjadi kebangaan masyarakat Kalimantan Tengah khususnya Palangkaraya. Desain terminal yang megah dan modern membuat Bandara Tjilik Riwut menjadi ikon baru bagi Kalteng.

Presiden Joko Widodo mengatakan pembangunan membutuhkan waktu hampir 4,5 tahun. Ini menyangkut anggaran kurang lebih Rp700 miliar yang semuanya dibebankan di anggaran APBN dikementerian perhubungan baik untuk pembangunan terminal sekitar 300 milyar, taxi way, maupun perpanjangan runway sebesar 400 milyar," tuturnya.

Jokowi menuturkan terminal baru itu enam kali lipat lebih besar dibandingkan dengan terminal lama.

“Bandara Tjilik Riwut dapat menjadi motor ekonomi," ujar Presiden Joko Widodo.

Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi juga didampingi oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin.

Bandara Tjilik Riwut sendiri dikelola PT Angkasa Pura II (Persero) sejak 19 Desember 2018 setelah sebelumnya di bawah pengelolaan Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub.

Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin mengatakan perseroan optimistis akan semakin banyak rute penerbangan di Palangkaraya.

“Kami yakin jumlah penerbangan di Bandara Tjilik Riwut akan bertambah melalui berbagai program pemasaran yang dijalankan AP II, sehingga secara langsung akan membantu pertumbuhan perekonomian Palangkaraya.”

“Kami menyiapkan investasi total Rp 480 miliar untuk pengembangan terminal serta runway sehingga dapat meningkatkan jumlah penumpang nantinya menjadi sekitar 8 juta penumpang per tahun dari tahun lalu sekitar 1 juta penumpang,” ujar Muhammad Awaluddin.

Di samping itu, Muhammad Awaluddin mengatalan kawasan Bandara Tjilik Riwut memiliki lahan yang sangat luas untuk dikembangkan sebagai suatu pusat bisnis.

"Kawasan bandara ini memiliki lahan seluas 388 hektare, bisa dikembangkan untuk pengembangan usaha seperti MRO [maintenance, repair, overhaul] atau pusat perawatan pesawat, dan bisnis kargo," jelas Muhammad Awaluddin.

Adapun Terminal baru memiliki luas 29.124 meter persegi dan dapat menampung hingga 4.400.000 orang per tahun, di mana jauh lebih luas dibandingkan dengan terminal lama yang luasnya hanya 5.700 meter persegi berkapasitas 700.000 orang per tahun.

Sementara itu, runway Bandara Tjilik Riwut saat ini berukuran 2.500 x 45 m dan rencananya akan dikembangkan menjadi 3.000 x 45 m guna mengakomodir operasional pesawat berbadan lebar (wide body).