PT CNI Percayakan PT PP Bangun Konstruksi Smelter di Sulteng

Oleh : Ridwan | Sabtu, 06 April 2019 - 17:15 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - PT Ceria Nugraha Indotama (CNI) semakin memantapkan komitmennya membangun pabrik ferronickel atau smelter. Pembangunan konstruksi smelter akan dipercayakan kepada perusahaan BUMN berbendera PT Pembangunan Perumahan (PP) Persero. 

Kedua perusahaan telah menandatangani perjanjian kerja sama jasa kontruksi sebagai tanda dimulainya pembangunan infrastruktur utama dan pendukung ferronickel smelter di Jakarta (5/4) kemarin.

Penandatanganan perjanjian kerja sama tersebut dilakukan oleh Presiden Direktur PT CNI Derian Sakmiwata dan Senior Vice  President, Head of EPC Division PT PP Nurlistyo.

Pada kesempatan tersebut, Derian mengatakan sengaja menggandeng PT PP sebagai semangat untuk memaksimalkan muatan lokal (local content). Hal ini seperti tertuang dalam Pasal 61 Peraturan Pemerintah No 29 Tahun 2018 tentang Pemberdayaan Industri. 

Selanjutnya, PT PP akan segera memobilisasi dan mempersiapkan lokasi pekerjaan di Kecamatan Wolo, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara (Sulteng).

"Groundbreaking di lokasi smelter akan dilakukan pada Mei 2019. Ditargetkan pembangunan infrastruktur smelter ini selesai pada akhir 2021," kata Derian. 

PT PP akan bekerja di lokasi rencana pabrik yang telah disiapkan oleh PT CNI dengan luasan total 400 hektare. 

Ditambahkan Derian, pembangunan ini juga merupakan bagian dari komitmen rencana pengembangan fasilitas pengolahan bijih nikel PT CNI yang mengadopsi teknologi rotary kiln electric furnace (RKEF). 

Total kapasitas pabrik smelter yang direncanakan sebesar 4x72 mega volt ampere (MVA) dengan umpan 5 juta ton bijih nikel dan akan menghasilkan 230 ribu ton ferronickel dengan kadar nickel antara 22 hingga 24 persen. 

Pembangunan smelter PT CNI akan dilakukan melalui tiga fase pembangunan, yakni fase pertam 1x72MVA,  fase kedua 1x72 MVA, dan fase ketiga 2x72MVA. Total investasi direncanakan sebesar USD705 juta di luar pembangunan fasilitas pelabuhan serta infrastruktur pendukung lainnya.

Untuk penyediaan teknologi Smelter, kata Derian, PT CNI telah menunjuk ENFI China, salah satu perusahaan BUMN penyedia jasa engineering terbesar milik Pemerintah China. 

Perusahaan ini punya pengalaman lebih dari 60 tahun di bidang pengolahan dan pemurnian non-ferrous metal, terutama nikel. ENFI China akan menyelesaikan porsi engineering (E) dan procurement (P), sementara PT PP akan menyelesaikan porsi konstruksi (C).

Smelter RKEF, kata Derian, direncanakan akan menggunakan tipe rectangular furnace yang dilengkapi dengan copper cooling system. Penggunaan sistem ini akan memberikan kapasitas pengolahan yang lebih besar dari RKEF circular pada umumnya. Sebaliknya, interval maintenance akan lebih panjang dan memberikan biaya operasional yang lebih kompetitif.  

Kebutuhan listrik proyek ini akan dipasok dari jaringan listrik PLN dengan total kapasitas 350 MVA. PT CNI dan PLN telah menandatangi Surat Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (SPJBTL). 

Saat ini, PT CNI merupakan pelanggan premium/platinum yang diberikan keutamaan dan jaminan pasokan listrik. "PLN juga telah menyiapkan dukungan tenaga listrik bagi PT CNI untuk kebutuhan selama masa konstruksi," katanya.

Senior Vice President, Head of EPC Division PT PP, Nurlistyo, menyambut baik kepercayaan yang diberikan PT CNI. 

"Kami sangat mengapresiasi langkah PT CNI dalam mewujudkan komitmennya dalam membangun smelter. Kami akan segera bekerja untuk memulai pembangunan konstruksi smelter di lokasi PT CNI," terangnya.