Raih Hasil Gemilang, PT. Madusari Nusaperdana Segera Tambah Investasi di Kawasan Industri Jababeka

Oleh : Ridwan | Kamis, 24 Januari 2019 - 17:20 WIB

INDUSTRY.co.id -Jakarta, PT. Madusari Nusaperdana merasa puas dengan service yang diberikan oleh pengelola Kawasan Industri Jababeka selama lebih dari 25 tahun menjadi tenant di kawasan industri tersebut.

Perusahaan yang bergerak di bidang olahan daging khususnya sosis dan bakso tersebut sejak awal berdiri di tahun 1995 telah menjadi tenant di kawasan industri Jababeka. Hingga saat ini, PT Madusari Nusaperdana sudah memiliki tiga lokasi di kawasan industri Jababeka yakni, pabrik, gudang, dan development center (R&D) yang terbagi di berbagai area berbeda.

"Kami sangat puas atas service dan support yang diberikan oleh pengelola kawasan industri Jababeka," kata Direktur Operasional PT. Madusari Nusapersada Dewi Kartika Rusli yang ditemu di Jakarta, Kamis (24/1).

Ditambahkan Dewi, ada tiga faktor yang sangat mempengaruhi penilaian baik kami terhadap pengelola kawasan industri Jababeka yaitu, Pertama, terkait pengolahan limbah. "Pengelola kawasan industri Jababeka sangat membantu kami dalam hal pengolahan limbah, mereka mau menampung limbah tersebut, sehingga ini sangat membantu kami," terangnya.

Kedua, terkait supply listrik. "Kami sebagai perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan makanan, ketersediaan listrik menjadi hal yang sangat krusial. Ketersediaan listrik di kawasan industri Jababeka sangatlah baik, ini sekaligus menjadi jaminan buat kami," tambah Dewi.

Faktor ketiga yaitu, terkait infrastruktur. Menurutnya, infrastruktur di sekitar kawasan industri Jababeka semakin mumpuni. "Ini cukup membantu dan mempercepat dalam hal efisiensi logistik kami," ucapnya.

Sejak awal berdiri di tahun 1995, perusahaan dengan merek dagang Kimbo, Vigo, dan Fino ini terus berbenah dan mulai bangkit dari keterpurukan ditahun 1998. Memulai produksi di tahun 1995, kini PT.Madusari Nusaperdana mampu memproduksi hingga jutaan sosis per hari.

"Perkembangan bisnis kami cukup gemilang, terbukti dari ketiga merek tersebut pertumbuhannya terus meningkat terutama untuk merek Kimbo dalam dua tahun terakhir. Sementara untuk Vigo dan Fino juga mengalami kenaikan yang cukup signifikan," terang Dewi.

Dikatakan Dewi, persaingan bisnis di sektor ini terbilang masih berjalan cukup baik. "Jika dilihat dalam lima tahun terakhir pemakan daging di Indonesia terus meningkat, walaupun konsumsi daging masih rendah. 5-10 tahun kedepan diprediksi bisnis ini akan semakin baik, karena masih banyak area yang bisa di improve," imbuhnya.

Menurutnya, Pulau Jawa masih menjadi wilayah dengan sebaran tertinggi hingga mencapai 50%. Namun, Sumatera juga saat ini sudah mulai menunjukkan kenaikan yang signifikan, disusul pulau Kalimantan dan Sulawesi yang juga sedang beranjak naik. "Tahun 2019, kita akan ekspansi ke wilayah Indonesia Timur. Saat ini kita masih fokus di pasar domestik. Selain itu kita juga akan memfokuskan lagi di rasa dan brand yang akan dijalankan di tahun ini," tutur Dewi.

Bicara target, jelas Dewi, pihaknya menargetkan pertumbuhan hingga double digit di tahun 2019. "Jika dilihat sejak pariode Desember 2018 hingga Januari 2019, nilai tukar Rupiah terus menguat. Tentunya hal ini akan membantu operasional kita, karena hampir 80% bahan baku kita impor. Kami sangat optimis di tahun 2019, apalagi melihat beberapa proyek infrastruktur yang saat ini sudah banyak yang telah selesai, sehingga penyebaran logistik kami akan lebih cepat," papar Dewi.

Lebih lanjut, Dewi menjelaskan, jika melihat pertumbuhan yang cukup signifikan per tahun, tentunya membuat kami harus melebarkan sayap investasi di kawasan industri Jababeka pada tahun 2019. "Kita melihat ada beberapa area di Jababeka yang sangat potensial untuk mengembangkan lini bisnis kami, salah satunya di area dekat Cikarang Dry Port. Dengan adanya pabrik kami di area Dry Port, tentunya akan mempermudah dan mempercepat pada saat importasi," katanya.

Oleh karena itu, Dewi berharap kawasan industri Jababeka akan terus tumbuh tentunya dengan ekspansi yang dilihat cukup banyak tahap yang akan dikembangkan. "Kita berharap dengan mereka berkembang, opportunity-nya akan semakin besar dan pilihan ekspansi kita juga makin banyak," tutup Dewi.