IHSG Akan Tertekan Pada Perdagangan Hari Ini

Oleh : Wiyanto | Kamis, 17 Januari 2019 - 08:47 WIB

INDUSTRY.co.id -

Jakarta - Secara teknikal IHSG bergerak terkonsolidasi cenderung negatif dengan pola northern star dengan indikasi terkoreksi jangka pendek. Indikator Stochastic bergerak pada area overbought dengan momentum RSI yang jenuh beli akan menjadi signal tekanan negatif pada perdagangan selanjutnya.

"Sehingga diperkirakan IHSG mengalami tertekan dengan support resistance 6369-6425," kata analis Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi di Jakarta, Kamis (17/1/2019).

Saham-saham yang dapat dicermati diantaranya WSBP, INDF, TLKM, ASII, INCO, UNTR, AKRA.

Mayoritas indeks saham Asia ditutup bervariasi. Indeks Nikkei (-0.55%) dan TOPIX (-0.32%) melemah sedangkan HangSeng (+0.27%), Shanghai (+0.02%) dan KOSPI (+0.43%) menguat setelah dibuka pada zona negatif. Suasana di pasar tetap ringan setelah China berjanji untuk meningkatkan upaya mendukung pertumbuhan dan Draghi mengatakan kawasan euro akan menghindari resesi meskipun data baru-baru ini mengisyaratkan momentum pelunakan.

IHSG (+0.07%) ditutup menguat 4.58 poin kelevel 6413.36 setelah sempat melemah pada sesi kedua. Sektor Infrastruktur (+1.3%) dan Keuangan (+0.4%) menjadi kontributor penahan laju pelemahan IHSG hingga mampu ditutup menguat diakhir sesi dengan Saham TLKM (+1.5%) dan BBNI (+2.8%) menjadi top kontributornya. TLKM memiliki target konsensus dilevel Rp4.300 dengan estimasi Sales CAGR 3 tahun terendah lebih dari 4 tahun terakhir dilevel 6.6% berbanding 11.5% namun menjadi yang tertinggi dikompetitornya berbanding 2.5%. Sedangkan BBNI terdorong dari sentimen Bank Indonesia yang melihat pertumbuhan kredit 2019 masih berada diatas 10%. Investor asing masih terlihat melakukan aksi beli dimana pada perdagangan hari ini tercatat net buy cukup besar 1.43 Triliun. Meskipun rupiah melemah 0.27% kelevel Rp14.128 per USD.

Bursa Eropa dibuka bervariasi Indeks Eurostoxx (+0.20%), FTSE (-0.53%) dan DAX (+0.27%) dipimpin oleh para penambang dan bank, dan berjangka pada S&P 500 naik setelah rencana stimulus China dan komentar meyakinkan Presiden Bank Sentral Eropa Mario Draghi pada ekonomi kawasan euro. Sentimen selanjutnya investor akan memperhatikan data suku bunga bank Indonesia dari dalam negeri. Data pertumbuhan inflasi di Eropa dan Data pekerja di AS.