Tol Trans Jawa Masih Kemahalan Bagi Angkutan Logistik

Oleh : Ahmad Fadli | Rabu, 26 Desember 2018 - 09:31 WIB

INDUSTRY.co.id, Jakarta - Ketua Umum DPP ALI Zaldy Ilham Masita mengatakan selama tarif tol Trans Jawa sangat mahal untuk kendaraan besar seperti truk maka kemungkinan besar tidak akan banyak angkutan logistik yang menggunakan tol Trans Jawa.

"Jadi tidak akan banyak truk yang memakai Trans Jawa pada tahun-tahun awal. (Contohnya) tol Cipali saja sampai sekarang masih sepi dari truk," katanya baru-baru ini.

Kemungkinan besar pengusaha angkutan logistik lebih memilih jalur Pantura dibandingkan melalui tol. Di sisi lain, Kementerian Perhubungan mencatat setiap harinya terdapat 12.000 unit truk yang melintas di Pantura. 

Zaldy menyatakan bila dengan tarif normal, biaya yang bisa dikeluarkan untuk satu kali perjalanan mencapai Rp1,2-Rp 2 juta per truk. Dengan demikian, maka nantinya tarif transportasi angkutan barang lewat Trans Jawa akan lebih mahal.

Sementara saat ini, menurutnya, biaya angkutan barang dari Jakarta ke Surabaya melalui jalur Pantura sekitar Rp7 juta termasuk biaya sopir dan lain- lain.

Zaldy menyarankan agar tarif tol Trans Jawa tidak terlalu mahal dan jangan sampai lebih dari Rp700 ribu. "Sehingga nantinya, baru akan terjadi shifting angkutan logistik dari nontol ke jalan tol," katanya.

Di sisi lain, menurutnya, pemerintah juga perlu antisipasi kemacetan di wilayah Jawa Tengah mengingat perpindahan industri dari Jawa Barat dan Jawa Timur ke Jawa Tengah akan lebih cepat dengan adanya tol Trans Jawa ini.

"Dampak juga terhadap program infrastruktur untuk angkutan barang seperti double track kereta api dan Roro Jakarta-Surabaya, akan kurang diminati karena bersaing dengan tol Trans Jawa," ujarnya.

Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyatakan jika tol tersebut salah satunya bakal diarahkan bagi angkutan logistik. Selama ini, kata dia, jarak tempuh kerap menjadi penghambat

"Tol Trans Jawa ini memang kita arahkan paling penting untuk [angkutan] logistik. Logistik kita itu bermasalah dari jarak tempuh, misalnya, dari Cirebon ke Jakarta sampai 12 jam, itu kan bermasalah," katanya.