Peluang Masih Terbuka Bagi Pengusaha Korea Beriinvestasi

Oleh : Herry Barus | Senin, 17 Desember 2018 - 08:00 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta- Menko Maritim Luhut Pandjaitan mengundang kalangan pengusaha Korea Selatan lebih aktif berinvestasi di Indonesia, karena tersedia banyak peluang.

"Kami mengundang perusahaan Korea Selatan untuk berinvestasi di Indonesia seperti di bidang otomotif atau meningkatkan investasi yang sudah ada seperti bidang perikanan," ujarnya dalam siaran pers Kemenko Kemaritiman yang diterima di Jakarta, Minggu (16/12/2018)

Menko Maritim menyatakan hal tersebut ketika menerima Menteri Kelautan dan Perikanan Korea Selatan Kim Young Choon pada Jumat (14/12/2018) di Seoul, Korea Selatan.

Kedua negara baru saja mendirikan Pusat Penelitian dan Kerja Sama Teknologi Kelautan (PPKT) di Kantor Kemenko Bidang Kemaritiman.

Luhut mengatakan untuk industri mobil, tersedia banyak peluang karena Indonesia dalam waktu dekat akan menandatangani perjanjian kerja sama ekonomi komprehensif (CEPA) dan perjanjian perdagangan bebas (FTA) dengan Australia, maka perusahaan Korea Selatan yang ada di Indonesia bisa mengisi pasar otomotif di Australia yang banyak mengalami penutupan.

"Bukan itu saja, tetapi kita juga akan membuat perjanjian perdagangan bebas dengan negara-negara Afrika, sehingga mobil-mobil yang dibuat di Indonesia bisa juga dikirim ke Mozambik dan Kenya. Walau saya memahami bahwa hal ini bukan portofolio Bapak Menteri, tapi saya mohon untuk disampaikan kepada pemerintah Anda," kata Luhut.

Menko Maritim menjelaskan jika perusahaan pembuat mobil tersebut mengambil lokasi di sekitar Bekasi, Karawang, dan Purwakarta, maka pengiriman akan dipermudah dengan lokasinya yang dekat dengan Pelabuhan Patimban dan Bandara Kertajati.

Ia menambahkan bahwa jumlah kelas menengah Indonesia yang mencapai 59 juta juga merupakan pasar potensial.

Menanggapi hal ini, Menteri Kim mengatakan pemerintahnya menyambut baik undangan untuk berinvestasi.

"Presiden Moon Jae-in menempatkan Presiden Joko Widodo sebagai presiden favoritnya dan berpesan kepada kami di kabinet untuk menempatkan Indonesia sebagai prioritas dan selalu berusaha untuk meningkatkan kerja sama saling menguntungkan di antara kedua negara," ujarnya.

Kim mengatakan pemerintahnya juga telah menyetujui kerja sama Indonesia dan Korea Selatan dalam membangun sebuah pusat riset teknologi kelautan.

Menko Maritim RI mengatakan Pulau Natuna masih terbuka untuk investasi pengolahan dan produksi ikan bahkan untuk resor bagi manula.

Ada satu lagi yang menurut Luhut akan menjadi peluang investasi yang potensinya besar, tetapi belum banyak digali yaitu eksplorasi logam tanah jarang (LTJ), yang merupakan kumpulan dari 17 unsur berperan sebagai magnet pada industri elektronik dan mesin baterai komputer.

Baterai mobil dan peralatan komunikasi banyak menggunakan LTJ karena daya pakai yang lebih lama, mudah diisi ulang, mudah didaur ulang dan limbahnya tidak menggangu lingkungan.

LTJ ini harganya masih mahal karena suplai yang tersedia sangat terbatas.