Labuan Bajo, Daerah Tujuan Wisata Layaknya Bayangan Naga Raksasa

Oleh : Herry Barus | Sabtu, 08 Desember 2018 - 12:41 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta-Tatapan dan denyut suara kadal raksasa jaman prasejarah yang dikenal dengan nama Komodo, laksana adegan pariwisata yang berdengung terdengar hingga ke seberang lautan. Begitulah cerita tentang Labuan Bajo, yang secara bergelombang menarik para pelancong keluar dari script Eat Pray Love dari klub budaya Bali untuk datang dan merangkul panggilan liar wisatawan untuk berpetualang.

Mengacu pada riset pasar baru yang dicetuskan oleh kelompok konsultan perhotelan C9 Hotel dan Situs Warisan UNESCO serta tempat perlindungan dari spesies komodo yang terancam punah, Labuan Bajo adalah tempat dimana bisa melihat akselerasi raksasa yang sama sekali berbeda.

Daerah ini menjadi magnetik ke dalam metrik penerbangan yang sangat penting, kedatangan penumpang dari tahun-ke-tahun tahun lalu tumbuh sebesar 24% dengan hampir 218.000 kedatangan. Apalagi, saat ini perluasan bandara sedang berlangsung dan penerbangan langsung internasional sedang dalam tahap perencanaan.

Melihat angka yang ada, meskipun pengunjung luar negeri yang berkunjung ke Taman Nasional komodo, trafiknya berkisar untuk 61%, namun wisatawan domestik telah dua kali lipat meningkatnya selama dua tahun terakhir. Pesatnya pertumbuhan pariwisata di Labuhan Bajo telah memacu pembangunan hotel, di mana saat terdapat lebih dari 1.000 unit akomodasi di Labuan Bajo dengan lebih dari 650 kamar.

Meningkatnya potensi industri hotel memacu minat pasar baru di kawasan ini, baru-baru ini masuk resor mewah berbintang lima yang pertama, adalah Ayana Komodo seluas 205 kamar yang dibuka pada bulan September lalu. Merk internasional yang masuk untuk pertama kalinya, adalah hotel bermerk Marriott dengan nama yang sudah dikenal seperti ACCOR dan Alila.

Dengan adanya pertumbuhan hotel yang baik dan masuknya hotel-hotel berskala besar, semakin banyak wisatawan yang datang untuk mencari pengalaman baru non-tradisional. Salah satu contohnya adalah Le Pirate Group, yang telah menerima tingkat keberhasilan yang luas dengan penawaran Boatel yang ditawarkan oleh mereka dan liburan Pulau Bajak Laut 'off the grid'. Sementara itu, tren tambahan lainnya adalah Phinisi tradisional Indonesia modern kapal berlayar, yang menangkap imajinasi wisatawan kelas atas.

Melangkah ke belakang dan kembali napak tilas perjalanan wisata ke Labuan Bajo dari penawaran bagi pecinta alam dan penyelam.

Managing Director C9 Hotelworks, Bill Barnett menunjukkan tujuan tidak sendiri dalam lintasan yang tidak disengaja.  “Kita hanya perlu melihat Maladewa, Palawan dan pulau-pulau di luar Kamboja, di mana gema pariwisata dalam skala kecil sedang diolah menjadi suatu daerah wisata yang sama sekali baru. Di mana hanya sekali naga berkeliaran, pariwisata adalah raksasa baru.”