BlueScope Teken MoU Dengan Kemendikbud Tingkatkan Kompetensi SMK di Bidang Konstruksi Baja Ringan

Oleh : Ridwan | Kamis, 22 November 2018 - 19:20 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Perusahaan pemimpin di industri baja lapis, PT NS BlueScope Indonesia melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Melalui kerja sama ini BlueScope berkomitmen membina dan memberdayakan para siswa dan pendidik di bidang konstruksi dalam hal pemasangan baja ringan, khususnya di sekolah-sekolah menengah kejuruan.

Pembinaan ini bertujuan mendukung pertumbuhan industri baja ringan dengan memastikan peningkatan kompetensi tenaga kerja konstruksi Indonesia khususnya terkait pemasangan baja ringan.

Yan Xu, Presiden Direktur PT NS BlueScope Indonesia menjelaskan, selama lebih dari 45 tahun kami hadir di Indonesia, dengan semangat memperkenalkan produk dengan kualitas terdepan dan mendorong standar pemasangan yang baik serta mampu menjaga kenyamanan dan keamanan pelanggan kami.

"Kami menyadari untuk membangun industri baja Indonesia yang berkesinambungan dengan standar yang tinggi, kami tidak dapat melakukannya sendiri, oleh karena itu kerja sama ini merupakan langkah lanjut untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi tenaga kerja Indonesia yang dimulai dari usia sekolah agar Indonesia dapat melahirkan tenaga kerja yang terlatih untuk membangun daya saing Indonesia yang tinggi terutama di sektor konstruksi," kata Yan Xu di Jakarta, Kamis (22/11/2018).

Pembangunan infrastruktur memang tengah marak berlangsung di Indonesia saat ini, serta diupayakan merata ke seluruh penjuru negeri. Gencarnya proses pembangunan ini membuat konstruksi baja ringan semakin dilirik dan disukai sebagai material alternatif dibandingkan konstruksi konvensional lainnya.

Kehadirannya yang relatif masih baru membuat tenaga ahli dalam konstruksi baja ringan ini jumlahnya masih cukup terbatas. Untuk itulah, PT NS BlueScope Indonesia sebagai pelopor dan industri pelapis baja di Indonesia juga menggalakkan kegiatan optimalisasi potensi SDM di Indonesia, agar semakin banyak tenaga ahli dalam konstruksi baja ringan di Indonesia yang dapat mendukung proses pembangunan dan berkomitmen untuk membangun bangsa.

Ditambahkan Yan Xu, permintaan baja ringan meningkat sekitar 5% pertahun, pada tahun 2017 mencapai sekitar 2 juta MT, tingginya penetrasi baja ringan di pasar tentunya harus diikuti kemampuan melakukan pemasangan yang benar dan berstandar Internasional.

Menurutnya, BlueScope secara konsisten telah melakukan pelatihan tukang dan mandor melalui BlueScope Training Center (BTC) yang bekerja sama dengan Kementerian PUPR.

"Nota kesepahaman ini merupakan wujud kepedulian kami dalam mempercepat kesiapan siswa SMK bidang konstruksi dan bangunan agar siap langsung terjun ke dunia kerja dan menambah jam terbang mereka sebagai ahli pemasang baja ringan,” ungkap Yan Xu.

Sementara itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Muhadjir Effendy dalam sambutan tertulisnya menyambut baik inisiatif kerja sama yang diajukan oleh NS BlueScope Indonesia.

"Kami berharap nota kesepahaman ini menjadi awal kerja sama jangka panjang antara dunia pendidikan dan industri baja ringan di Indonesia,” ungkap Effendy.

Berdasarkan Nota Kesepahaman ini, PT NS BlueScope Indonesia dan Kemendikbud akan melaksanakan pelatihan bidang konstruksi baja ringan bagi guru dan peserta didik SMK, termasuk pengembangan materi pelatihan pemasangan dan pemantauan pemasangan baja ringan.

Selain itu, kedua belah pihak juga sepakat untuk menetapkan sekolah sasaran, melaksanakan magang bagi guru SMK, melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) bagi peserta didik, menyediakan guru tamu bagi SMK, hingga mengembangkan dan memanfaatkan sarana dan prasarana di bidang konstruksi baja ringan.

Rhea Sianipar, VP Corporate and External Affairs PT NS BlueScope Indonesia mengatakan, pertumbuhan permintaan masyarakat terhadap produk baja ringan sangat tinggi dan cepat, akan tetapi tidak sedikit juga kita mendengar informasi di media banyak kondisi bangunan baik rumah maupun fasilitas umum yang roboh, bocor karena cara pemasangan yang tidak baik, maupun produk yang tidak menggunakan material dengan Standar Nasional Indonesia (SNI).

"Melihat kondisi ini, kami merasa perlu berperan lebih banyak dalam mengedukasi baik penggunaan produk yang berkualitas dan juga cara pemasangan yang benar. Kami berharap kerja sama ini dapat memberikan pelatihan kepada 10.000 peserta didik dan guru selama lima tahun ke depan," imbuh Rhea.