Sentimen Dalam Negeri Diharapkan Penyokong Obligasi

Oleh : Wiyanto | Senin, 12 November 2018 - 07:21 WIB

INDUSTRY.co.id

Jakarta - Pergerakan imbal hasil obligasi dalam negeri masih terlihat bergerak positif namun, pergerakan imbal hasil obligasi AS mulai meningkat seiring dengan respon terhadap pernyataan The Fed yang masih memiliki rencana untuk menaikan tingkat suku bunganya ke depan.

Di sisi lain, pergerakan Rupiah juga mulai terkonsolidasi. Diharapkan sentimen dari dalam negeri dapat lebih positif, terutama dari pergerakan Rupiah dan meningkatnya hasil lelang SUN, serta berkurangnya aksi jual untuk membuat pasar obligasi dapat bertahan dari pelemahannya.

"Tetap cermati pergerakan imbal hasil obligasi global selanjutnya dan sejumlah sentimen makro dan antisipasi jika terdapat sentimen yang membuat pasar obligasi kembali berbalik arah melemah," kata analis Pasar Modal Reza Priyambada di Jakarta, Senin (12/11/2018).

Meski pergerakan Rupiah kembali berbalik melemah di awal pekan namun, laju pasar obligasi dalam negeri masih dapat mengalami kenaikan. Pergerakan imbal hasil obligasi AS yang kembali bergerak turun cukup membantu penguatan pasar obligasi dalam negeri.

Pergerakan Rupiah yang kembali menguat mendukung kenaikan pada pasar obligasi dalam negeri. Bahkan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso, memberikan pernyataan positif dimana mengatakan penguatan Rupiah menunjukkan bahwa kepercayaan investor terhadap kondisi ekonomi Indonesia meningkat.

Meski pergerakan USD kembali menguat dan membuat Rupiah berbalik melemah namun, tidak menghalangi pergerakan pasar obligsi dalam negeri untuk kembali menguat. Akan tetapi, tidak lama kemudian pergerakan pasar obligasi dalam negeri kembali melemah setelah merespon pertemuan The Fed membuat pasar obligasi dalam negeri kembali melemah.

Di pekan kemarin, secara mingguan pergerakan imbal hasil cenderung turun. Pergerakan yield untuk masing-masing tenor ialah untuk tenor pendek (1-4 tahun) rata-rata mengalami penurunan imbal hasil 13,25 bps; tenor menengah (5-7 tahun) turun 21,68 bps; dan panjang (8-30 tahun) turun 31,61 bps.

Pada obligasi korporasi, pergerakannya cenderung variatif turun. Imbal hasil obligasi dengan dengan rating AAA yang di pekan sebelumnya di kisaran 10,01%-10,05% untuk tenor 9-10 tahun namun, di pekan kemarin bergerak di 9,86%-9,88%. Pada rating AA, di level 10,32%-10,33% dari sebelumnya 10,78%-10,82%; rating A di kisaran 11,85%-11,94% dari sebelumnya 11,98%-12,00%; dan pada rating BBB dirilis di 14,45%-14,60% dari sebelumnya 14,98%-15,00%. Dari sisi makroekonomi, laju pasar obligasi banyak dipengaruhi kondisi eksternal.

Spread yield_ obligasi Indonesia dan US Treasury tenor 10Y diperkirakan masih akan bergerak di kisaran 488-523 bps yang menandakan _spread_ mulai mengecil yang menandakan preferensi risiko kian berkurang namun, pelaku pasar tetap mewaspadai berbagai sentimen yang ada. Diperkirakan rentang imbal hasil obligasi SUN internal akan berada dalam kisaran ± 8-15 bps (6,78%-9,10%). Tetap cermati berbagai sentimen yang dapat membuat pasar obligasi kembali melemah.