Technoplast Dukung Komitmen Jaga Kelautan RI dari Sampah Plastik

Oleh : Ridwan | Senin, 29 Oktober 2018 - 16:15 WIB

INDUSTRY.co.id - Nusa Dua, Technoplast sebagai perusahaan produsen plasticware asli Indonesia, lagi-lagi membuktikan komitmennya dibidang pelestarian lingkungan. Kali ini, Technoplast buktikan dukungan terhadap lingkungan melalui komitmennya untuk terus memproduksi peralatan rumah tangga berbahan dasar plastik bukan sekali pakai.

Dukungan ini juga dibuktikan langsung dengan partisipasi Technoplast dalam memberikan ribuan botol diperhelatan event Our Ocean Conference (OOC) 2018 yang diselenggarakan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Republik Indonesia pada tanggal 29-30 Oktober 2018 di Nusa Dua, Bali. 

Sebagaimana diketahui, OOC 2018 ini merupakan penyelenggaraan yang kelima kalinya dan pertama kalinya dilaksanakan di Asia. Pada OOC pertama dan kedua di tahun 2014 dan 2015, Amerika Serikat terpilih sebagai tuan rumah. OOC ketiga di tahun 2016 giliran Chile menjadi penyelenggara. Selanjutnya Malta terpilih sebagai tuan rumah OOC keempat di tahun 2017. Setelah Indonesia menjadi tuan rumah di OOC 2018 ini, tahun depan Norwegia yang akan menjadi penyelenggara.

OOC 2018 diikuti oleh multi-stakeholders yang terdiri dari pemerintah, LSM/NGO, sektor swasta, public figure, dan sebagainya. Dalam hal ini, Technoplast sebagai salah satu sektor swasta akan senantiasa turut mendukung berbagai komitmen pemerintah dalam hal kelautan yang dihasilkan dari pertemuan akbar ini.

Sampah plastik, menjadi salah satu persoalan negara berkembang yang tiada habisnya. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah dengan turut mengajak pihak swasta untuk bersama menyelesaikan permasalahan sampah, dimana tidak dapat dipungkiri sektor swasta juga turut ambil bagian sebagai penghasil sampah.

Melansir data dari detik.com (24/10) bahwa Indonesia merupakan negara kedua sebagai penyumbang sampah plastik terbesar di dunia setelah Cina. Sampah plastik yang dihasilkan Indonesia sebesar 187,2 juta ton (Jambeck, 2015). 

Hal ini juga didukung dengan fakta yang didapat dari hasil riset oleh Universitas Udayana dimana, Indonesia merupakan penyumbang sampah plastik terbesar nomer dua di dunia. Hasil riset yang dilakukan oleh peneliti dari Universitas Udayana dengan menggunakan teori CSIRO, bahwa 45 % sampah adalah plastik lunak,15 % plastik keras dan lainnya, kayu, busa, baju dan lainnya. Adapun kategori sampah plastik tersebut terbagi menjadi 3 (tiga), 40 % merupakan plastik kemasan berlabel, 17 % sedotan dan 15 % plastik kresek.

Sementara itu, seperti yang dinyatakan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Susi Pudjiastuti saat memimpin Journalist Briefing Our Ocean Our Conference (OOC) 2018 di Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Jakarta, Rabu (17/10). 

"Kita tidak mau lagi kalau konferensi ini cuma talking-talking only. Omong-omong saja tapi tindakan konkretnya tidak ada. Delivery-nya mana? Our Ocean Conference ke-5 ini betul-betul men-tracking delivery. Kamu dulu komitmen satu juta hektar misalnya. Indonesia ingin mencapai 20 juta hektar by 2020. Sudah janji kita akan mengkonservasi laut kita,” ungkap Menteri Susi.

Menanggapi hal ini, Dewi Hendrati, selaku GM Marcomm Technoplast menyatakan bahwa perusahaan Technoplast sebagai produsen plasticware bukan sekali pakai, serius dalam komitmen menjaga laut dari sampah plastik sekali pakai.

“Kami turut mengkampanyekan program pengurangan penggunaan plastik sekali pakai. Bagaimana caranya? Caranya dengan menumbuhkan kebiasaan penggunaan wadah plastik seperti botol minum dan tempat makan. Walaupun terlihat kecil ini sangat terasa dampaknya. Bayangkan saja, jika ingin minum saja kita harus membeli air minum dalam kemasan. Semakin banyak sampah plastik sekali pakai yang beredar dan tak jarang sampah itu berujung di sungai dan bermuara di laut lepas. Dengan menggunakan wadah plastik secara rutin, hal ini akan berdampak pada pengurangan sampah plastik sekali pakai di laut," katanya.