Lewat SIJF 2018, Kemenperin Pacu Penguatan Branding Produk Perhiasan Nasional

Oleh : Ridwan | Kamis, 25 Oktober 2018 - 16:15 WIB

INDUSTRY.co.id - Surabaya, Kementerian Perindustrian terus mendorong penguatan branding produk perhiasan Indonesia di tingkat global. Upaya ini sesuai arahan Presiden Joko Widodo untuk terus memacu perkembangan ekspor Industri Perhiasan. 

Salah satu contohnya, Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kemenperin memberikan fasilitasi kepada para pelaku industri perhiasan dalam negeri untuk dapat ikut berpartisipasi di berbagai pameran berskala internasional seperti Surabaya International Jewellery Fair (SIJF) 2018. 

Pameran ini terselenggara hasil kerja sama Asosiasi Perhiasan Emas dan Permata Indonesia (APEPI) bekerjasama dengan Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) Provinsi Jawa Timur. 

Event yang akan berlangsung pada tanggal 25 - 28 Oktober 2018 di bertempat di Grand Ballroom Shangri La Hotel, Surabaya, Jawa Timur, dibuka secara langsung oleh Gubernur Jawa Timur (Jatim) Soekarwo. 

Dalam sambutannya, Soekarwo mengapresiasi adanya pameran perhiasan di Surabaya, pasalnya 50 persen industri perhiasan ada di Jawa Timur. 

"Industri perhiasan merupakan salah satu sektor andalan bagi Jawa Timur. Hal ini terlihat dari kontribusi nilai ekspor produk perhiasan yang mencapai USD 2,1 miliar per September 2018. Ditargetkan sampai akhir tahun sekitar USD 3 miliar," kata Soekarwo dalam acara pembukaan Surabaya International Jewellery Fair (SIJF) 2018 di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (25/10/2018).

Ditambahkan Soekarwo, saat ini Jawa Timur menjadi kawasan kumpulan emas terbesar di Asia Tenggara. "Hasil dari pengamatan satelit internasional ada 26 ribu hektare (Ha) tambang emas antara Kabupaten Lumajang sampai Malang, 58 Ha antara Tulungagung sampai Trenggalek, dan 95 Ha di Pacitan,"  tambah Soekarwo. 

Ia menuturkan, saat ini kurang lebih ada 26 pengusaha besar menengah, dan 1854 pengusaha kecil sektor perhiasan di Jawa Timur. "Pengembangannya sangat luar biasa, ini tempat yang baik karena bahan baku dan proses industri ada disini," ungkap pria yang sering disapa Pakde Karwo. 

Ditempat yang sama, Direktur Jenderal IKM Kemeneprin Gati Wibawaningsih mengatakan, ini merupakan salah satu langkah tepat untuk menjadikan produk perhiasan Indonesia semakin dikenal oleh seluruh masyarakat dunia. 

"Kami terus berpartisipasi mengikuti pameran ini sebagai ajang promosi IKM lokal dalam memperkenalkan produk perhiasan terbaiknya kepada masyarakat luas,” kata Gati. 

Pada pameran Surabaya Jewellery Fair tahun ini, Ditjen IKM memfasilitasi 30 IKM yang akan menampilkan perhiasan dan aksesoris dengan kualitas unggulan produk terbaiknya, seperti, perak, emas, berlian, mutiara dan permata serta batu-batuan.

Selain itu para pengusaha perhiasan bisa memperkenalkan desain perhiasan terbaru dengan teknologi produksi terkini yang akan menentukan tren perhiasan tahun berikutnya.

Selain itu, lanjut Gati, pihaknya juga terus mengupayakan kerjasama dengan negara-negara tujuan ekspor perhiasan seperti Turki dan Dubai agar tarif terkait produk perhiasan di negara tersebut dapat diturunkan sehingga dapat meningkatkan daya saing industri perhiasan dalam negeri. 

"Kami juga melakukan inisiasi dan koordinasi dengan pihak-pihak terkait agar produk perhiasan dari Indonesia tidak terkena bea masuk (BM) di negara tujuan ekspor," terangnya. 

Kemenperin mencatat, pada tahun 2017 ekspor perhiasan mencatatkan nilai sebesar USD 2,7 miliar, masih tetap positif dibandingkan nilai ekspor tahun 2016 yang sebesar USD 4,18 miliar. Dan pada tahun 2018 nilai ekspor perhiasan hingga bulan September telah mencapai USD 1,4 miliar. 

Dalam meningkatkan daya saing perhiasan, Kementerian Perindustrian melakukan beberapa hal, diantaranya: Pelatihan dan pendampingan tenaga ahli desainer; Bantuan mesin dan peralatan, khususnya di Unit Pelayanan Teknis (UPT) yang dapat dimanfaatkan oleh IKM di sentra; Promosi dan pemasaran melalui pameran dalam dan luar negeri; Peningkatan ketrampilan SDM melalui pendidikan dan pelatihan produksi; Perbaikan iklim usaha terkait dengan regulasi di bidang fiskal untuk kemudahan impor bahan baku. 

“Harapannya tentu agar memberikan dampak positif, baik bagi pelaku industri perhiasan maupun masyarakat secara umum, melalui pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja yang bermuara pada peningkatan kesejahteraan masyarakat secara luas," imbuh Gati. 

Pemeran SIJF merupakan ajang promosi produk perhiasan bagi Indonesia yang bertaraf internasional, dimana pengusaha perhiasan dari beberapa daerah di Indonesia antara lain DKI Jakarta, Bali, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Tengah, Aceh, Kalimantan Selatan, Papua Barat,  Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah dan Jawa Barat sebagai sentra-sentra utama perhiasan dan batu mulia akan memamerkan produk-produk terbarunya.

Di samping itu, pameran ini juga dapat menjadi ajang informasi dan sebagai kegiatan promosi yang paling tepat untuk membangun brand image dan brand awareness para IKM perhiasan.