Di Era Pemerintahan Jokowi-JK, Investasi Sektor Industri Terus Meningkat

Oleh : Ridwan | Selasa, 23 Oktober 2018 - 20:05 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Sepanjang empat tahun kerja pemerintahan Joko Widodo - Jusuf Kalla (Jokowi-JK), investasi sektor industri terus meningkat dari tahun ke tahun. 

Berdasarkan catatan Kementerian Perindustrian, investasi di sektor industri manufaktur pada tahun 2014 sebesar Rp195,74 triliun, naik mencapai Rp274,09 triliun di 2017.

Sementara, semester I tahun 2018, penanaman modal di sektor industri pengolahan ini sudah menembus Rp121,56 triliun.

"Adapun lima besar investasi di sektor industri pada semester pertama tahun ini, sesuai dengan prioritas industri 4.0 atau Making Indonesia 4.0, yakni industri makanan dan minuman mampu berkontribusi hingga 29,14 persen dari total investasi di kelompok industri manufaktur," ungkap Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto saat konferensi pers "Empat Tahun Kerja Pemerintahan Jokowi-JK" di Gedung Kementerian Sekretaris Negara, Jakarta, Selasa (23/10/2018).

Kemudian, tambah Airlangga, penanaman modal dari industri kimia menyumbang sebesar 28,97 persen, diikuti industri barang logam, komputer, barang elektronika, mesin, dan perlengakapan (18,89%), industri alat angkutan (5,53%), serta industri tekstil dan pakaian jadi (4,65%).

"Dari investasi tersebut, terjadi aktivitas industri yang memberikan multiplier effect bagi perekonomian nasional, di antaranya peningkatan terhadap penyerapan tenaga kerja dan nilai ekspor," tutur Airlangga. 

Pada tahun 2014, tenaga kerja di sektor industri sebanyak 15,62 juta orang, tumbuh signifikan menjadi 17,92 juta orang hingga semester I-2018.

Selanjutnya, total nilai ekspor produk industri pengolahan nonmigas sepanjang tahun 2014 menyentuh angka USD119,75 miliar, naik menjadi USD125,02 miliar di tahun 2017.

“Sementara, semenster I-2018, jumlah ekspor produk industri kita sebesar USD63,01 miliar, naik 5,35 persen dibanding periode yang sama tahun lalu," kata Menperin.

Nilai ekspor produk industri di semester pertama 2018 itu memberikan kontribusi sebesar 71,59 persen dari total ekspor nasional yang mencapai USD88,02 miliar. Artinya, banyak produk industri manufaktur nasional yang sudah kompetitif di pasar global.

Capaian tersebut juga menunjukkan bahwa industri merupakan tulang punggung ekonomi di Indonesia. Secara konsisten industri pengolahan selalu menjadi the Biggest Contributor dari ekonomi Indonesia, dengan rerata 20 persen.

"Ini sekaligus memperlihatkan Indonesia sebagai among the global elite dalam kontribusinya, di mana Indonesia lebih tinggi dari rata-rata dunia yang sebesar 14 persen," tutur Airlangga.