Mahakarya Arsitektur, Mastery by Crown Group Resmi Diperkenalkan di Indonesia

Oleh : Ridwan | Senin, 22 Oktober 2018 - 10:20 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Pengembang properti kenamaan Indonesia yang berdomisili di Australia, Crown Group secara resmi memperkenalkan proyek

hunian modern berkonsep alam di kawasan Waterloo, Australia, yakni Mastery by Crown Group.

Dipelopori oleh kolaborasi 3 arsitek papan atas yaitu Kengo Kuma, Koichi Takada, serta Sylvester Fuller, Mastery by Crown Group digadang-gadang akan menjadi pionir mahakarya arsitektur di Syney, Australia. 

CEO Crown Group Iwan Sunito mengatakan, pihaknya telah mempelopori tren yang sedang berkembang di Australia dengan menggandeng arsitek kelas dunia untuk proyek Mastery by Crown Group.

"Untuk mencapai visi monumental ini, kami berkolaborasi dengan sosok idola saya, arsitek asal Jepang yang sangat dihormati, Kengo Kuma, dan merupakan sebuah kehormatan besar bagi semua anggota Crown Group. Kami juga senang dapat kembali bekerja sama dengan arsitek lokal yang genius, Koichi Takada, kolaborator kami dalam berbagai proyek yang terbukti sukses," kata Iwan di Jakarta, akhir pekan lalu. 

Lewat kolaborasi ini, Crown Group menawarkan visi untuk mengubah Waterloo dari kawasan industri pinggiran di Kota Sidney menjadi hutan susun modern berkonsep natural yang dilengkapi banyak fasilitas.

Terletak di 48 O'Dea Avenue Waterloo, Mastery by Crown Group akan terdiri dari 384 unit apartemen mewah, dengan fasilitas penghuni bergaya resor termasuk kolam renang tanpa batas yang menjorok di puncak menara, ruang olahraga dan ruang komunitas, serta area ritel di lantai dasar yang terdiri dari campuran restoran, kafe dan pertokoan.

Mastery by Crown Group terdiri dari lima menara hunian; yang tertinggi adalah menara setinggi 19 lantai yang dirancang oleh Kengo Kuma and Associates. Empat menara hunian sisanya termasuk tiga yang dirancang oleh Arsitek Koichi Takada dan satu oleh Silvester Fuller.

Ditambahkan Iwan, penjualan apartemen untuk Mastery by Crown Group Ini akan dimulai 17 November 2018, dengan konstruksi yang dijadwalkan selesai pada 2021.

"Sudah ada orang dari Indonesia yang tertarik. Ada 15 pembeli, dengan penjualannya 15 juta dolar (Australia). Target kita sebenarnya 20 juta dolar, tapi saya tidak akan terkejut jika target itu tercapai, bahkan melebihi itu," sambungnya.

Proyek hunian jangkung tersebut diharapkan akan menjadi rumah bagi ratusan penduduk seiring dengan prediksi sekitar 40.000 pekerjaan akan tercipta di kawasan Green Square pada 2030.

Apartemen mewah Mastery tersebut dibanderol harga mulai 595 ribu dolar Australia atau sekitar Rp6,4 miliah untuk tipe studio hingga 1.595 juta dolar Australia atau sekitar Rp17 triliun.

Lebih lanjut, Iwan Sunito juga turut mengajak warga Indonesia untuk ikut berinvestasi membeli hunian di Australia. Menurutnya, ada banyak keuntungan untuk menanam investasi di Negeri Kangguru, seperti ekonominya yang stabil.

"Australia yang memiliki kestabilan ekonomi dan iklim politik yang kondusif sehingga menjadi negara yang baik untuk berinvestasi, salah satunya pada properti," pungkas Iwan.