BIIDO Jadi Platform Jual Beli Kripto Terbaru

Oleh : Amazon Dalimunthe | Jumat, 12 Oktober 2018 - 11:24 WIB

INDUSTRY.co.id - JAKARTA—Saat ini Bursa jual beli kripto atau yang biasa juga  disebut exchanger terus bermunculan di Indonesia. Kemarin (11/10) PT Aset Digital Indonesia meluncurkan platform Biido untuk jual beli kripto di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan.  

Menurut CEO Biido, Aditia Kinarang Mokoginta pada tahap awal, Biido akan memperjualbelikan dua aset kripto yaitu Bitocin dan Ethereum. "Tetapi targte kita sampai akhir tahun minimal akan ada 20 koin yang dilisting," ujarnya kepada wartawan usai pelunucran Biido.

Ada pun beberapa kripto yang akan segera di-listing atau diperdagangkan adalah Ripple, Dogecoin, Holo, Bitcoin Cash, Dash, Litecoin, Cardono, EOS, Stellar dan Bitcoin Gold.

Kelebihan  yang ditawarkan oleh Biido dibanding dengan Platform lain diantaranya  adalah tampilan yang lebih simpel dan mudah diakses sehingga mudah digunakan baik oleh orang yang sudah ahli di dunia kripto maupun orang yang baru belajar.

“Biido akan mengenakan fee atau biaya transaksi yang  lebih murah dibandingkan biaya transaksi di exchanger lain yaitu sebesar 0,2%. Fee yang  kami kenakan dijamin lebih rendah dibandingkan fee yang dikenakan oleh platform yang sudah lebih dulu ada," kata Aditia.

Aditia menambahkan dibandingkan exchanger kripto yang sudah beroperasi, Biido akan memperjualbelikan lebih banyak kripto untuk memberikan pilihan yang bervariasi kepada pengguna kripto di Indonesia. Bahkan Biido juga akan merilis token kripto sendiri yaitu Biido Coin yang direncanakan pada akhir tahun nanti.

“Biido Coin ini akan diberikan kepada pengguna saat mereka melakukan transaksi di Biido. Token ini menjadi semacam pengganti fee atau biaya transaksi yang telah dibayarkan pengguna saat melakukan transaksi. Biido nilainya sama dengan fee yang dikenakan ke mereka," jelasnya.

Hingga saat ini, Menurut Aditia, penetrasi kritpo di Indonesia baru menyasar 0,4% dari total jumlah penduduk Indonesia. Menurutnya, angka ini masih terbilang kecil bila dibandingkan negara-negara seperti Korea dimana satu dari tiga penduduknya sudah memiliki kripto atau Amerika Serikat dan Kanada dimana 60% penduduknya pernah membeli kripto.

Untuk meningkatkan penetrasi pasar ini, Biido menurut Aditia tak hanya membidik masyarakat yang sudah melalukan trading atau investasi kripto. Tetapi  Biido akan melakukan edukasi ke masyarakat yang lebih luas agar pengguna baru bermunculan. "Jadi, dengan semakin meleknya masyarakat Indonesia, tentang teknologi ini, melalui edukasi-edukasi yang pas, kami yakin penetrasi dari kripto aset ini akan semakin besar ke depannya," ujarnya. (AMZ)