Penjelasan Chevron Terkait Dampak Kebocoran Gas Masih Dinantikan

Oleh : Herry Barus | Selasa, 18 September 2018 - 16:20 WIB

INDUSTRY.co.id - Pekanbaru- PT Chevron Pacific Indonesia hingga kini masih belum memberikan penjelasan terkait dampak kebocoran pipa gas terhadap operasional perusahaan minyak dan gas itu di Blok Rokan, Provinsi Riau.

Senior Vice President Policy, Government dan Public Affair Chevron Yanto Sianipar dalam pernyataannya kepada Antara di Pekanbaru, Senin (17/9/2018) , mengatakan tim tanggap darurat PT. Chevron Pacific Indonesia (PT CPI) bergerak secara cepat untuk menangani kebocoran pipa penyalur gas di Desa Balai Raja, Kecamatan Pinggir, Kabupaten Bengkalis, pada Minggu (16/9). Setelah dilakukan penutupan aliran gas, lanjutnya, api berhasil padam sepenuhnya pada sekitar pukul 23.50 WIB.

Kegiatan perbaikan sementara pipa juga telah selesai pada Senin dini hari, 17 September 2018, sekitar pukul 03.30 WIB. Kegiatan tersebut berjalan dengan baik dan selamat.

"Kami akan melanjutkan perbaikan pipa secara permanen dengan mengganti bagian pipa yang telah rusak. Tidak ada korban jiwa maupun cedera akibat kejadian ini," katanya kepada awak media.

Ia mengatakan PT. CPI mengapresiasi dukungan penuh jajaran Polres Bengkalis dan pihak-pihak terkait lainnya sehingga koordinasi penanganan insiden ini berjalan dengan baik guna memastikan keselamatan masyarakat dan lingkungan sekitar.

"PT. CPI saat ini terus berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk mengetahui penyebab kejadian ini, ujarnya.

Sementara itu, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) masih menunggu laporan investigasi dari Chevron terkait insiden kebocoran pipa gas itu hingga dampaknya secara lebih detil.

Sejauh ini, SKK Migas menyatakan insiden itu belum mengganggu produksi minyak lapangan Duri yang menjadi salah satu blok minyak terbesar di Indonesia.

"Kejadian tersebut belum mempengaruhi produksi minyak di lapangan tersebut ataupun produksi Chevron secara keseluruhan. Mudah-mudahan suplai listrik tetap terjaga dan bisa dibantu dari sumber gas lainnya," kata Kepala Departeman Humas SKK Migas Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) Haryanto Syafri kepada Antara di Pekanbaru, Senin.

Haryanto menjelaskan gas tersebut berasal dari fasilitas Chevron di Sebanga menuju Mindai lalu ke Duri yang digunakan untuk menyuplai gas di turbin pembangkit listrik.

"Turbin itu jadi penggerak utama memompakan minyak dari bawah ke atas. Kalau ada gangguan atas suplai gas, idealnya listik akan terganggu. Sejauh ini kejadian ini belum berefek pada penurunan kapasitas listrik karena disuplasi oleh suplier-suplier lainnya," kata Haryanto Syafri.

Ia menambahkan, SKK Migas Sumbagut masih menunggu laporan investigasi Chevron terkait penyebab insiden itu dan dampak turunannya yang lebih detil.

"Yang kami baru ketahui adalah pipa sudah bisa ditutup dan api sudah padam sekitar pukul 23.50 WIB pada Minggu malam," katanya.

Ia menjelaskan, proses pemadaman api dan penutupan kebocoran gas membutuhkan waktu cukup lama karena tekanan gas cukup tinggi. Proses penyumbatan harus diawali dengan menutup suplai gas dari bagian hulu di Sebanga dan hilirnya di Mindai. Kemudian sisa gas yang ada di pipa harus ditunggu sampai tekanannya mengecil untuk mencegah kejadian yang tidak diinginkan.

Terkait insiden itu, Polres Bengkalis telah menangkap pelaku penyebab kebocoran pipa gas milik PT Chevron. Pelaku merupakan operator alat berat, berinisial JPT (23) yang sedang mengerjakan proyek pembangunan jembatan di lokasi tersebut. Selain itu, polisi juga menyita satu unit alat berat merek Cobelco.

"Sudah dilaksanakan gelar perkara, dan pelaku telah kita tetapkan sebagai tersangka tinda pidana kelalaian," kata Kapolres Bengkalis, AKBP Yusuf Rahmanto.

Berdasarkan hasil penyelidikan Polisi, terungkap bahwa insiden terbakarnya pipa gas Chevron berawal ketika tersangka yang terlibat dalam pembangunan jembatan milik PT Lutvindo mengoperasikan alat berat di sekitar TKP pada Minggu sore sekitar pukul 17.00 WIB.

Saat itu, alat berat jenis escavator yang dioperasikan tersangka melakukan penggalian. Tanpa disangka, ternyata kuku baket eskavator tersebut menyentuh pipa gas Chevron yang tertanam dalam tanah hingga bocor dan menyemburan api besar.