Profit Taking, IHSG di Level 5785-5794

Oleh : Wiyanto | Kamis, 16 Agustus 2018 - 08:17 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta-Diharapkan IHSG selanjutnya dapat bertahan di atas support 5785-5794 dan Resisten diharapkan dapat menyentuh kisaran 5828-5842. Mulai adanya kenaikan yang ditopang oleh munculnya peningkatan volume beli diharapkan dapat membuka peluang penguatan IHSG selanjutnya dan tidak kembali dimanfaatkan untuk profit taking.

"Meski demikian, sentimen yang ada masih kurang positif sehingga perlu diwaspadai dapat menahan potensi penguatan tersebut. Tetap mewaspadai berbagai sentimen yang dapat menahan penguatan IHSG," kata analis Pasar Modal Reza Priyambada di Jakarta, Kamis (16/8/2018).

Ia sodorkan saham-saham pilihan:

LSIP Trading buy selama bertahan di atas 1310. Support 1305-1310 Resisten 1340-1355

TBIG Trading buy selama bertahan di atas 5575. Support 5500-5575 Resisten 5750-5850

ITMG Trading buy selama bertahan di atas 26600. Support 26525-26600 Resisten 26850-26975

ERAA Trading sell jika gagal bertahan di atas 2630. Support 2600-2630 Resisten 2720-2740

VIVA Trading buy selama mampu bertahan di atas 180. Support 178-180 Resisten 185-188.

Kemarin,  setelah sempat melemah di bawah target support 5725-5747, laju IHSG akhirnya mampu melampaui target resisten di kisaran 5788-5801.

Laju IHSG mengalami naik turun di awal perdagangan seiring masih adanya kekhawatiran berlebihan terhadap potensi resesi Turki terhadap ekonomi Indonesia. Bahkan laju IHSG pun sempat terperosok dalam menyentuh level terendahnya di bawah 5700 dengan kembali melemahnya laju Rupiah. Masih adanya aksi jual investor asing hingga imbas pelemahan laju bursa saham Asia membuat IHSG turun dalam.

Akan tetapi, di sesi kedua laju IHSG bertahap mengalami kenaikan seiring dengan adanya aksi beli yang memanfaatkan pelemahan sebelumnya meski laju Rupiah masih melemah seiring dengan adanya rilis dari Badan Pusat Statistik yang mencatat defisit neraca perdagangan Januari-Juli 2018 mencapai US$3,09 miliar. Penguatan IHSG juga terbantukan dengan adanya rilis kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia yang naik 25 bps untuk mencegah pelemahan Rupiah lebih dalam.