Kadin Indonesia dan Myanmar Jejaki Kerja Sama Ekonomi

Oleh : Ridwan | Kamis, 09 Agustus 2018 - 12:03 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia dan Myanmar memeperkuat hubungan bilateral ekonomi dengan menjajaki peluang bisnis diantara keduabelahpihak.

Kadin menilai potensi kerjasama ekonomi dengan Myanmar belum sepenuhnya dioptimalkan karena masih ada beberapa tantangan yang kerap dihadapi oleh para pelaku usaha.

"Business Matching (pencocokan bisnis) perlu terus dilakukan diantara pengusaha kita dan Myanmar. Peluang kerjasama kita cukup besar, belum mencerminkan potensi kerjasama yang seharusnya kita jajaki bersama" kata Ketua Umum Kadin Indonesia, Rosan P. Roeslani di sela-sela temu bisnis yang dihelat sebagai salah satu rangkaian kegiatan kunjungan Minister for Union Government of Myanmar yang juga Kepala Investasi Myanmar, U Thaung Tun ke Indonesia di Menara Kadin (8/8/2018).

Berdasarkan catatan Kadin, Pada 2017 Myanmar adalah mitra dagang terbesar ke-42 Indonesia. Total perdagangan antara Indonesia dan Myanmar meningkat dari USD 729 juta pada tahun 2016 menjadi USD 975 juta pada tahun 2017. Ekspor Indonesia ke Myanmar juga meningkat dari USD 615 juta pada tahun 2016 menjadi USD 829 juta pada 2017.

Sementara itu, ekspor Myanmar ke Indonesia meningkat dari USD 113 juta pada tahun 2016 menjadi USD 142 juta pada tahun 2017. Dan neraca perdagangan antara Indonesia dan Myanmar surplus untuk Indonesia. Komoditas utama yang diekspor ke Myanmar adalah minyak sawit, kertas, minyak bumi dan batu bara.

Rosan menjelaskan, beberapa hal yang masih menjadi tantangan dalam perdagangan Indonesia dengan Myanmar diantaranya, belum adanya komplementaritas produk ekspor, belum adanya transportasi langsung yang menyebabkan biaya transportasi tinggi sehingga berpengaruh terhadap keberlanjutan pasokan barang serta sistem perizinan yang masih rumit untuk ekspor dan impor.

Di sisi lain, lanjut dia, beberapa peluang perdagangan potensinya sangat besar. Hal ini bisa dilihat dari beberapa aspek, misalnya harga, dimana kualitas dan metode pembayaran dari beberapa perdagangan komoditas pertanian dapat dinegosiasikan.

Menurutnya, sebagai sesama negara ASEAN, pengusaha Indonesia diharapkan dapat diberikan kesempatan yang lebih luas untuk menembus pasar mereka.

Hubungan investasi Indonesia-Myanmar juga masih relatif kecil. Investasi Myanmar di Indonesia pada tahun 2016 hanya terdiri dari 1 proyek dengan nilai yang kecil, sementara tahun 2017 nilai investasinya adalah USD 0,6 juta yang mencakup 3 proyek. Nilai Investasi Indonesia di Myanmar mencapai lebih dari USD 200 juta.

"Saat ini hubungan perdagangan dan investasinya memang masih relatif kecil, tetapi untuk kedepannya prospek dan peluangnya tetap ada, baik untuk hubungan perdagangan maupun investasi," pungkas Rosan.