Industri Pasar Modal Sulsel Tumbuh 47,04 Persen

Oleh : Herry Barus | Senin, 23 Juli 2018 - 12:28 WIB

INDUSTRY.co.id - Makassar- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 6 Sulawesi, Maluku dan Papua (Sulampua) menyatakan pertumbuhan investor pasar modal di Sulawesi Selatan cukup bagus pada angka 47,04 persen secara tahunan atau year on year (yoy).

"Pertumbuhan pasar modal ini cukup bagus apalagi dengan semakin mudahnya atau kecilnya nilai paket-paket yang ditawarkan kepada masyarakat," ujar Kepala OJK Regional 6 Sulampua Zulmi di Makassar, Senin (23/7/2018)

Ia menyebutkan jumlah investor yang pasar modal di Sulsel telah menembus angka 21.206 investor dan tumbuh signifikan 47,04 persen secara year on year.

Zulmi mengatakan pertumbuhan tertinggi terjadi pada instrumen reksadana yang tumbuh 77,03 persen dengan jumlah investor sebanyak 8.363 investor.

Pada instrumen saham juga tumbuh 33,71 persen dengan jumlah investor 10.559. Sedangkan sisanya pada surat berharga negara (SBN) mencapai 2.284 investor atau tumbuh 26,82 persen yoy.

"Secara keseluruhan pertumbuhannya 47,04 persen tapi kalau merinci berdasarkan itemnya itu reksadana diurutan teratas dengan 77,03 persen, diikuti instrumen saham dan SBN yang masing-masing 33,71 persen dan 26,82 persen," katanya.

Dia menambahkan saat ini OJK telah mengeluarkan berbagai kebijakan yang memudahkan masyarakat bisa berinvestasi di pasar modal. Salah satunya terkait nilai transaksi yang dilakukan oleh para investor.

"Waktu dulu, kalau investor mau melakukan transaksi saham paling sedikit satu lot adalah 500 saham. Tapi sekarang itu sudah diturunkan menjadi 100 lembar saham," terangnya.
 

Lebih lanjut Zulmi mengatakan, bahkan saat ini para investor bisa melakukan investasi di reksadana dengan nilai minimum. Artinya, masyarakat bisa berinvestasi dengan hanya Rp10.000.

Penyederhanaan kebijakan dalam berinvestasi ini, kata dia, langsung direspon masyarakat dan salah satunya adalah beberapa perguruan tinggi yang sudah membuka gerai investasi dengan modal hanya Rp100 ribu.

"Sekarang tidak ada lagi anggapan jika berinvestasi di pasar modal itu harus biaya besar. Kita sudah menghapus perspektif bahwasannya investasi di pasar modal itu yang membutuhkan dana yang besar dan sangat mahal. Buktinya sudah banyak anak-anak mahasiswa menjadi investor dengan modal Rp100 ribu saja," ucapnya. (Ant)