Penderita Kanker Tidak Perlu Berobat ke Jakarta

Oleh : Herry Barus | Sabtu, 04 Februari 2017 - 06:36 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta- Pemerintah sedang menyiapkan fasilitas penunjang untuk penanganan kanker dan jantung di tingkat regional, kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Mohamad Subuh.

Mohamad Subuh, di Jakarta, Rabu (1/2/2017) mengatakan peningkatan fasilitas layanan di rumah sakit tingkat regional dan nasional tersebut untuk mengurangi antrean pelayanan kesehatan yang masih terbatas sarananya.

"Ini yang kita harapkan pelayanan secara berjenjang sehingga tidak bertumpu di rumah sakit nasional sehingga kesannya antrean empat bulan lima bulan, itu yang dikeluhkan masyarakat karena fasilitas penunjang di regional sedang kita persiapkan," kata Subuh kepada sejumlah wartawan.

Dia menjelaskan rumah sakit tingkat regional adalah yang berada di antar kabupaten, sementara rumah sakit tingkat nasional yang berada di antarprovinsi.

Subuh mengungkapkan sejumlah provinsi sudah ditunjuk sebagai rumah sakit rujukan nasional yang rencananya akan mulai berjalan secara keseluruhan pada 2019. "Insya Allah 2019 sudah berjalan semua," kata dia.

"Misalnya ada beberapa rujukan nasional di beberapa provinsi kita kembangkan untuk penyakit jantungnya, penanganan kankernya sehingga tidak semua harus ke Jakarta ke rumah sakit pemerintah kelas A," kata dia.

Dia menjelaskan peningkatan fasilitas rumah sakit tidak sekadar untuk menunjang sarana dan prasaran, tetapi juga termasuk sumber daya manusia mulai dari dokter, perawat, hingga sistem manajemen.

"Tapi perlu waktu, karena yang lama ini bukan melengkapi sarana prasarananya tapi melengkapi sumber daya manusianya. Bukan hanya dokternya tapi juga keperawatannya, sistem manajemennya, itu harus ditingkatkan bersama-sama," kata Subuh.

 

Terkait hari Kanker Sedunia diperingati setiap tanggal 4 Februari sedangkan Hari Kanker Anak Internasional diperingati setiap 15 Februari setiap tahunnya. Tema Hari Kanker Sedunia tahun 2017 adalah “Kita Bisa. Aku Bisa”. Tema ini bertujuan untuk menyebarkan pesan bahwa setiap orang baik secara bersama atau individual bisa mengambil peran dalam mengurangi beban dan permasalahan kanker.

Di Indonesia, prevalensi penyakit kanker cukup tinggi. Berdasarkan data Riskesdas tahun 2013, prevalensi tumor/kanker di Indonesia adalah 1.4 per 1000 penduduk, atau sekitar 347.000 orang. Di mana kanker tertinggi pada perempuan adalah kanker payudara dan kanker leher Rahim. Pembiayaan kanker terus meningkat, berdasarkan data dari BPJS hingga akhir tahun 2015, penyakit kanker telah menghabiskan biaya sebesar 2,2 triliun rupiah dan menempati urutan ketiga setelah penyakit jantung pembuluh dan gagal ginjal.

Pemerintah telah melakukan upaya deteksi dini kanker payudara dan kanker leher rahim. Upaya deteksi dini kanker pada perempuan tersebut berupa skrining kanker leher rahim dengan metode Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) dan kanker payudara dengan Pemeriksaan Payudara Klinis (SADANIS). Cakupan deteksi dini IVA dan SADANIS di Indonesia sampai dengan tahun 2016 meningkat jika dibandingkan tahun 2015 dimana cakupan pemeriksaan sebesar 1.268.333 orang atau 3.4% menjadi  1.925.943 orang atau sekitar 5.2 %.