Rupiah Makin Tercecer, Pengusaha Siapkan Srategi

Oleh : Ridwan | Selasa, 17 Juli 2018 - 10:13 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Bank Indonesia (BI) telah merilis hasil survei kegiatan dunia usaha periode Kuartal II 2018. Paparan BI tersebut menampilkan pula sejumlah sektor yang terpapar tekanan nilai tukar rupiah. 

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Rosan P. Roeslani mengatakan, salah satu strategi yang ditempuh usaha terpapar untuk menghindari keniakan harga adalah mengurangi margin keuntungan.

Meski begitu, Rosan mengakui adanya industri yang mulai berancang-ancang untuk meninjau ulang harga produknya. Contoh yang disebutkan adalah industri makanan dan minuman.

"Industri yang banyak mengandung raw materials impor, itu yang memang kemungkinan perlu meninjau kembali harganya," terang Rosan di Jakarta, Selasa (17/7/2018).

Sama seperti survei BI, Kadin Indonesia menilai industri tekstil, kimia, dan makanan & minuman sebagai sektor yang paling terdampak pelemahan nilai tukar nasional lantaran masih bergantung pada bahan baku impor.

Survei BI juga menunjukkan peningkatan kinerja penjualan yang bersumber antara lain dari komoditas sandang yang tumbuh sebesar 16,5% (YoY), meningkat signifikan dari 4,1% (YoY) pada April 2018.

Menurut Rosan, tren positif tersebut bisa menjadi  rujukan bagi pelaku usaha untuk mengembangkan bisnis. Dalam pandangan Rosan, pengusaha dalam merencanakan ekspansi lebih mempertimbangkan sisi permintaan pasar dibandingkan kondisi nilai tukar ataupun kenaikan suku bunga kredit.

Temuan lain dari survei kegiatan dunia usaha Bank Indonesia adalah adanya pergerakan positif pada pemanfaatan kapasitas produksi terpakai pada kuartal II 2018. Data tersebut menyelipkan tanda-tanda geliat ekonomi yang semakin membaik. Nilai utilitas pada Kuartal II 2018 mencapai 78,40%, naik dibandingkan nilai 77,01% pada periode yang sama tahun 2017.