Industri Sawit Punya Andil Besar Terhadap Perekonomian Nasional

Oleh : Ridwan | Jumat, 03 Februari 2017 - 07:33 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta- Menteri Keuangan Sri Mulyani mencatat tren penerimaan pajak sawit cenderung menurun sejak 2012. Meski sempat naik pada 2015, namun angkanya kembali merosot pada 2016 lalu.

Kontribusi sawit hanya mencapai 1,23 persen dari total penerimaan pajak sebesar Rp 1.105 triliun tahun lalu.

"Pajak dari sawit, trennya menurun dari 2012, baru 2015 meningkat lagi, tapi 2016 turun lagi atau hanya 1,23 persen dari total penerimaan pajak," terang Menteri Keuangan Sri Mulyani di Jakarta (2/2/2017).

Hanya saja, ia juga mengakui bahwa penerimaan Negara bukan pajak (PNBP) dari sektor ini meningkat pada 2016. Sebab, ada dana pungutan dari ekspor minyak sawit (CPO fund) yang dikelola Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Sawit.

Pungutan tersebut diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 133 Tahun 2015 tentang tarif layanan badan layanan umum badan pengelola dana perkebunan kelapa sawit pada kementerian keuangan.

Dengan tarif US$ 50 per metrik ton ekspor minyak sawit mentah (Crude Palm Oil / CPO) dan US$ 30 per metrik ton ekspor produk turunannya, dana yang terkumpul tahun lalu disebutnya mencapai Rp 11 triliun.

Pemerintah berharap para pelaku industri sawit dapat terus konsisten berkontribusi terhadap pendapatan negara, baik dalam bentuk setoran pajak maupun penerimaan bukan pajak.

Industri sawit memang punya andil besar terhadap perekonomian nasional. Menurut catatannya, ekspor produk sawit dan turunannya mencapai 12 persen dari ekspor nasional dengan total produksi pada 2016 mencapai 31 juta ton.

Sektor ini berkontribusi sebesar 14,2 persen terhadap pertanian dan 5 persen dalam sektor industri. Ekspor sawit itu mencapai US$ 17,8 miliar, serapan tenaga kerja 5,6 juta orang yang berhubungan industri kelapa sawit.

Pemerintah berharap industri sawit terus berbenah dan siap hadapi tantangan untuk hasilkan produk yang memenuhi standar keberlanjutan.