Haryajid Ramelan: Saham Bank BTN Masih Jadi Prioritas Investor Pasar Modal Indonesia

Oleh : Abraham Sihombing | Selasa, 10 Juli 2018 - 13:44 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta – Secara fundamental, kinerja saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) sudah tidak perlu diragukan lagi. Pada 2017, harga saham ini naik lebih dari 100%, sehingga menjadi prioritas bagi investor pasar modal dari institusi dana pensiun dan manajer investasi (fund manager).

“Menyikapi bisnis perbankan seharusnya BBTN masih sangat menarik, terutama kinerja fundamental bank BUMN tersebut,” ujar Haryajid Ramelan, pengamat pasar modal Indonesia di Jakarta, Selasa (10/07/2018).

Haryajid mengemukakan, kondisi Bank BTN saat ini sangat diuntungkan oleh relaksasi aturan loan to value (LTV) yang diterbitkan Bank Indonesia (BI) ditambah skema baru dari fasilitas likuiditas pembiayaan perumahaan (FLPP) atau KPR bersubsidi.

“Skema barunya yakni KPR FLPP dananya 75% dari pemerintah dan 25% dari PT Sarana Multi Financial (SMF). Ini tentu menguntungkan BTN dari sisi bisnis sehingga penyaluran KPR akan meningkat,” paparnya.

Upaya yang dilakukan manajemen perseroan, demikian Haryajid, adalah menggenjot dana murah sehingga cost of fund jadi murah dan dapat membuat bunga kredit Bank BTN tidak naik. Dengan strategi tersebut, saham Bank BTN seharusnya dapat kembali menguat ke level wajarnya.

“Penurunan harga saham Bank BTN karena faktor global seharusnya dapat menjadi peluang bagi investor dalam mengakumulasi kembali saham tersebut untuk investasi jangka panjang,” tukas Haryajid.

Haryajid menuturkan, saham adalah instrumen jangka panjang. Ini sudah terbukti bahwa saham perbankan telah banyak memberikan keuntungan bagi investor yang mengakumulasinya dalam jangka panjang.

Sementara itu, Iman Nugroho Soeko, Direktur Keuangan & Treasury Bank BTN, mengungkapkan, kenaikan harga saham Bank BTN pada perdagangan saham Senin (09/07/2018) kemarin adalah bentuk kepercayaan investor terhadap kinerja perusahaan.

“Kami akan berusaha keras agar kinerja keuangan hingga akhir tahun ini mencapai target. Kami optimistis pertumbuhan bisnis dapat tumbuh hingga 20%,” jelas Iman.

Menurut Iman, untuk mencapai target bisnis tersebut, Bank BTN akan melakukan efisiensi pembiayaan operasional, peningkatan dana pihak ketiga (DPK) berbiaya rendah sehingga NIM terjaga dan pencapaian target fee based income.

“Jadi tidak perlu khawatir dengan bisnis Bank BTN. Kami berharap dapat membukukan kinerja yang sesuai dengan target. Itu baru akan dilihat investor atau masyarakat setelah publikasi laporan keuangan per Juni, per September dan per Desember nanti,” pungkas Iman. (Abraham Sihombing)