Berikut Ini Delapan Strategi RI Hadapi Perang Dagang AS-China

Oleh : Ahmad Fadli | Selasa, 10 Juli 2018 - 06:13 WIB

INDUSTRY.co.id, Bogor - Perang Dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China berdampak ke perekonomian global, termasuk Indonesia. Karenanya, pemerintah menyiapkan delapan strategi dalam menghadapi perang dagang ini.

Hal itu diutarakan Menteri Perindustrian, Airlangga Hartato dipercaya untuk menyampaikan hasil rapat terbatas sejumlah sejumlah menteri Kabinet Kerja khusus membahas mengenai langkah Pemerintah Indonesia menghadapi perang dagang antara AS dan China, di Istana Bogor, Senin (9/7).

Pokok bahasan utamanya adalah bagaimana kita memperkuat ekonomi nasional, juga memberi ketentraman kepada industri nasional atau para pengusaha agar iklim investasi bisa dijaga,ujarnya

Delapan Strategi RI menghadapi ancaman perang dagang ini, yaitu:

1. Optimalisasi fiskal dengan menerapkan bea keluar, bea masuk, dan harmonisasi bea masuk, agar industri punya daya saing dan mampu melakukan ekspor.

2. Menjamin ketersediaan bahan baku bagi industri di dalam negeri.

3. Memberikan insentif untuk mendorong ekspor.

4. Memberikan insentif bagi pengusaha yang ingin merelokasi pabrik, misalnya dari indutri yang sudah padat karya dari wilayah Jawa Barat ke wilayah lain semisal Jawa Tengah.

5. Memberikan insentif ke UMKM, terutama di bidang furniture misalnya Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) yang akan disubsidi oleh pemerintah.

6. Pemanfaatan tingkat kandungan dalam negeri agar utilisasi industri dapat ditingkatkan untuk memenuhi ketersediaan bahan baku termasuk korporasi-korporasi di Tuban yang bergerak di sektor petrokimia mau pun BBM.

7. Meningkatkan penggunaan biodiesel 20% (B20) sekaligus dikaji penggunaan biodiesel ke 30% (B30) karena itu akan meningkatkan konsumsi biodiesel sebesar 500.000 ton/tahun.

8. Memaksimalkan potensi wisata dengan mengembangkan bandara dan maskapai berbiaya hemat (low cost carrier/LCC).