Bersyukurlah Kalian Masih Gajian

Oleh : Anab Afifi, CEO Bostonprice Asia | Selasa, 01 Mei 2018 - 13:22 WIB

INDUSTRY.co.id - Situasi memang sedang timpang. Jungkir balik. Ekonomi hari ini tidaklah semudah tahun-tahun yang telah berlalu. Indonesia tidaklah segagah ketika segala kebutuhan pangan gemah ripah.

Tetapi kita bukanlah pemilik waktu. Kita hanya  punya pilihan menjalani  waktu dari sang Maha Pengatur Waktu. Dan dalam waktu dan situasi apa pun, itu adalah sempurna adanya untuk bertindak: memberikan yang terbaik.

Memanglah itu tidak semudah kata-kata. Tapi ijinkan aku berbagi pengalaman. Semoga menjadi hikmah bagi kalian.

Dua puluh tahun lalu, aku bekerja dengan gaji Rp 600 ribu. Hidup berempat dengan adik-adikku dalam satu rumah kontrakan. Ada yang masih sekolah dan kuliah.

Bagaimana hidup berempat di ibu kota dengan gaji enam ratus ribu? 

Aku tidak pernah sempat punya waktu mengeluarkan kalimat tanya itu. Yang aku tahu waktu memberikanku banyak ruang  menggerakkan hati dan pikiran untuk terus melaju. Mengisi waktu-waktu di luar 8 jam kerja kantoran dengan penuh harapan. Mendayagunan pikiran dan kreatifitas seolah tak berkesudahan.

Ternyata semua berjalan aman tanpa keluhan. Walau beban terus berdatangan. 

Saat itu, menjadi karyawan alangkah tidak membosankan. Bahkan, pernah suatu masa aku sempat bekerja sampingan di tiga perusahaan sekaligus. Dengan jenis pekerjaan dan waktu kerja yang dikompromikan, semua itu jadi memungkinkan.

Di era digital kalian saat ini, segala peluang bisa kalian ciptakan. Jauh beribu kali lebih menggairagkan dibandingkan jamanku 20 tahun lalu.

Hari ini, ketika  harus menghadapi situasi baru, pengalaman itu telah menjadi pelajaran. Saat harus menjalankan perusahaan, betapa karyawan adalah bagian keluarga yang terus memacu harapan.

Karena itu, ijinkan aku menyampaikan sebuah pesan kepada kalian. 

Tidak ada hal yang perlu kalian pertentangkan antara karyawan atau pemilik perusahaan. Masing-masing memiliki tugas, peran dan tanggung jawab. Keduanya memiliki  kewajiban yang sama: menciptakan keseimbangan.

Namun jika  datang situasi yang membuatmu  tidak betah di tempat kerjamu saat ini, jangan mengeluh lalu menjelek-jelekkan bosmu dan perusahaan tempatmu bekerja. 

Sebab, seburuk apa pun bos dan perusahaan itu, selama ini kau telah 'menumpang makan'  di tempat itu. 

Agar kau tidak lelah dan terus-terusan menderita oleh pikiranmu sendiri, maka  keluarlah secara jantan dan elegan. Berterima kasihlah kepada mereka dengan tulus.

Setelah itu, bangun usahamu sendiri. Dirikan perusahaan sendiri. 

Jadilah bos yang lebih baik dari bosmu sekarang menurut ukuranmu sendiri.

Kelak kau akan  belajar banyak bagaimana menangani sekian banyak urusan masalah, menanggung kebutuhan banyak orang, serta merasakan keluhan-keluhan karyawan sebagaimana yang kau ungkapkan saat ini.

Namun, jika  tidak berani, maka tunjukkan saja  kinerja terbaikmu. Bekerjalah dengan ikhlas dan tingkatkan kemampuanmu dari waktu ke waktu. Itu akan jauh menyehatkan pikiran  jiwa, dan rekeningmu.

Selamat hari buruh.

Penulis adalah Anab Afifi, CEO Bostonprice Asia