Mengenal Tokoh Hebat Ki Hajar Dewantara, Lepas Gelar Bangsawan dan Pilih Fokus Berjuang untuk Pendidikan

Oleh : Kormen Barus | Kamis, 02 Mei 2024 - 15:23 WIB

INDUSTRY.co.id,  Jakarta-Nama Ki Hajar Dewantara tak lekang di telan zaman. Dalam  dunia pendidikan Indonesia, namanya tentu  tak asing lagi.

Catatan seputar perjalanan hidup  Ki Hajar Dewantara sudah banyak tertulis di berbagai media. Tujuannya agar kita dapat melanjutkan semangatnya dalam dunia pendidikan.

Terutama kiprahnya pada masa pra-kemeredekaan menghasilkan pandangan-pandangan revolusioner di bidang pendidikan dan kebudayaan.

Dalam bentangan biografi Ki Hajar Dewantara dapat kita saksikan pemberontakan Ki Hajar Dewantara terhadap kolonialisme Belanda lewat tulisan-tulisannya yang pedas.

Biografi Ki Hajar Dewantara patut dipahami begitu  besar rintangan dalam perjuangannya. Namun  tidak menyurutkan semangatnya  dalam memperjuangkan kemajuan bangsa.

Berikut Profil Singkat Ki Hadjar Dewantara Bapak Pendidikan Indonesia, dirangkum dari berbagai sumber:

Pernah Jadi Jurnalis, Inilah Reporter : Aksara Jabar Editor : Aksara Jabar Tanggal Terbit : Saturday, 02-05-2020 00:24 WIB

Ki Hadjar Dewantara lahir di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889 dengan nama Raden Mas Soewardi Soeryaningrat dan dibesarkan di lingkungan kraton Yogyakarta.

Saat menjadi Jurnalis, Ki Hadjar Dewantara di kenal sebagai jurnalis handal karena tulisannya yang sangat komunikatif dan tajam sehingga mampu membangkitkan semangat anti kolonial bagi para pembacanya.

Dikutip dari wikipedia.org, dikenal ulet. Sebagai seorang wartawan muda, ia juga aktif dalam organisasi sosial dan politik. Sejak berdirinya Boedi Oetomo (BO) tahun 1908, ia aktif di seksi propaganda untuk menyosialisasikan dan menggugah kesadaran masyarakat Indonesia (terutama Jawa) pada waktu itu mengenai pentingnya persatuan dan kesatuan dalam berbangsa dan bernegara. Kongres pertama BO di Yogyakarta juga diorganisasi olehnya.

Soewardi muda juga menjadi anggota organisasi Insulinde, suatu organisasi multietnik yang didominasi kaum Indo yang memperjuangkan pemerintahan sendiri di Hindia Belanda, atas pengaruh Ernest Douwes Dekker (DD). Ketika kemudian DD mendirikan Indische Partij, Soewardi diajaknya pula.

Ketika usianya genap 40 tahun menurut hitungan caka, Raden Mas Soewardi Soeryaningrat berganti nama menjadi Ki Hadjar Dewantara. Semenjak saat itu, Ki Hadjar Dewantara tidak lagi menggunakan gelar kebangsawanan di depan namanya.

Setelah menamatkan Sekolah Dasar ELS (Sekolah Dasar Belanda), Ki Hadjar Dewantara melanjutkan sekolahnya ke STOVIA (Sekolah Dokter Bumiputera) tapi lantaran sakit, sekolahnya tersebut tidak bisa dia selesaikan.

Dalam kabinet pertama Republik Indonesia, KHD diangkat menjadi Menteri Pengajaran Indonesia (posnya disebut sebagai Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan) yang pertama. Pada tahun 1957 ia mendapat gelar doktor kehormatan (doctor honoris causa, Dr.H.C.) dari universitas tertua Indonesia, Universitas Gadjah Mada.

Atas jasa-jasanya dalam merintis pendidikan umum, ia dinyatakan sebagai Bapak Pendidikan Nasional Indonesia dan hari kelahirannya dijadikan Hari Pendidikan Nasional (Surat Keputusan Presiden RI no. 305 tahun 1959, tanggal 28 November 1959). Ia meninggal dunia di Yogyakarta tanggal 26 April 1959 dan dimakamkan di Taman Wijaya Brata. (diolah dari berbagi sumber)