OJK Optimis Kredit Perbankan Tumbuh 12 Persen

Oleh : Herry Barus | Rabu, 18 April 2018 - 10:49 WIB

INDUSTRY.co.id - Padang- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sumatera Barat optimistis pertumbuhan penyaluran kredit perbankan di provinsi itu pada 2018 mencapai 12 persen.

"Kalau melihat kinerja yang ada saat ini kami optimistis bisa mencapai 12 persen, apalagi penyaluran kredit usaha rakyat cukup signifikan," kata Pelaksana Tugas Kepala Kantor OJK Sumbar Darwisman di Padang, Selasa (17/4/2018) 

Ia menyampaikan hingga akhir Maret 2018 penyaluran KUR sudah berjalan sehingga program ekonomi rakyat di Sumbar akan lebih berkembang.

"Saya yakin perbankan tidak mengalami kesulitan meningkatkan pertumbuhan kredit," katanya.

Sebelumnya PT Bank Negara Indonesia menargetkan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Sumatera Barat pada 2018 meningkat dibandingkan 2017.

"Untuk penyaluran KUR harus tumbuh karena pada 2017 sempat turun hanya Rp175 miliar sementara pada 2016 bisa mencapai Rp216 miliar," kata CEO BNI Wilayah Padang Rahmad Hidayat.

Menurut dia peningkatan penyaluran KUR dapat diwujudkan karena suku bunga KUR dari sembilan persen menjadi tujuh persen.

Suku bunga tujuh persen ini sudah mulai kami sosialisasikan," kata dia.

Selain itu BNI juga mengubah cara kerja karena saat ini outlet lebih banyak mengejar calon nasabah dan tidak hanya sekadar layanan semata.

"Dalam hal ini yang menjadi fokus adalah pengusaha kecil," katanya.

Sementara Bank Indonesia perwakilan Sumbar mencatat pada triwulan IV 2017 kredit bank umum tumbuh cukup siginifikan.

"Penyaluran kredit bank umum di Sumbar pada triwulan IV 2017 mencapai Rp54,08 miliar didominasi oleh kredit konsumsi," kata Kepala BI perwakilan Sumbar Endy Dwi Tjahjono dalam Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional .

Ia menyampaikan secara sektoral kredit di Sumbar didominasi oleh sektor pertanian, industri pengolahan dan perdagangan.

Selain itu membaiknya kemampuan membayar utang juga mendorong perbaikan kualitas kredit bank umum di Sumbar pada triwulan IV 2017 dengan rasio kredit bermasalah turun menjadi 2,78 persen dari sebelumnya 3,21 persen.

Kemudian pada triwulan IV 2017 kinerja kredit usaha mikro kecil dan menengah juga mengalami peningkatan dari 2,16 persen pada triwulan III jadi 5,63 persen pada triwulan IV. (Ant)