Perayaan "Hari Wayang Dunia" Berlangsung Meriah di TMII

Oleh : Amazon Dalimunthe | Kamis, 22 Maret 2018 - 10:51 WIB

INDUSTRY.co.id - JAKARTA—Meski jaman terus berubah, bahkan perubahannya telah memasuki seluruh sendi sendi budaya, wayang akan terus bertahan. Karena wayang adalah ruang batin dan sumber nilai yang adiluhung yang harus terus dipertahankan.

Jika terus dipertentangkan maka akan selalu ada hubungan paradoksal antara budaya dan peradaban modern. Esensi budaya bagi manusia adalah ruang batin dan sumber nilai. Sementara perubahan zaman dewasa ini, mendatangkan tawaran nilai, asimilasi, modernisasi, silang budaya, kompilasi, hingga inovasi. Untuk itu setiap kearifan lokal harus terus dipertahankan.

“Local wisdom tersebut beberapa diantaranya terkandung di dalam cerita wayang, yang menjadi sumber narasi; sanggit, cerita suluk, sabetan,” ujar Presiden UNIMA (Union Internationale de la Marionnette) Indonesia, Drs. TA. Samodra Sriwidjaja, kepada Wartawan, di acara Peringatan ‘Hari Wayang Dunia’, yang digelar di Anjungan Jawa Tengah, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Rabu (21/03/2018).

Samodra menegaskan, bahwa kekekalan sesuatu yang baik adalah hal yang kerap sulit dijaga. Tanpa proteksi, menurutnya, budaya lokal berangsur kehilangan esensinya ditengah peradaban masyarakat global.

UNIMA Indonesia, terang Samodra, terus melakukan berbagai upaya secara fundamental. Pihaknya terus menumbuh kembangkan nilai-nilai yang terkandung dalam wayang, antara lain seperti dalam ungkapan ‘Sura dira Jaya Diningrat, lebur dening pangastuti’.

“Secara umum makna ungkapan ini adalah, segala sifat keras hati, picik, dan angkara murka hanya bisa dikalahkan dengan sikap bijak, lembut, dan sabar. Suri teladan para pemimpin terus dikembangkan, misalnya tidak korupsi, jujur dan adil. Ungkapan ini rasanya relevan dengan situasi sekarang,” ujarnya.

Hadir di acara ini para tokoh, budayawan, serta para penggiat dan pemerhati wayang, antara lain; Mr. Dadi Pudumjee (Presiden UNIMA Internasional), Karren Smith (dari Australia/Sekretaris Jenderal UNIMA Internasional), dan Runjena Panday (dari India).

Hadir juga Drs. H. Solichin (Ketua Dewan Kebijakan SENA WANGI), Drs. Suparmin Sunjoyo (Ketua Umum SENA WANGI), Kondang Sutrisno (Ketua Umum Persatuan Pedalangan Indonesia), Nurrachman Oerip, SH, (Penasehat UNIMA Indonesia), Dr. Al Zastrow Ngatawi (Councillor UNIMA Indonesia), Eny Sulistyowati S.Pd , MM (Kepala Bidang Humas SENA WANGI), dan para budayawan lainnya.

Kepala Bidang Humas SENA WANGI, Sulistyowati S.Pd , MM, yang hadir di acara tersebut, menyampaikan, bahwa ada kesamaan visi antara UNIMA Indonesia dan SENA WANGI. Sejarah perjalanan kedua organisasi pewayangan ini, menurutnya, saling terkait.

“Kita tidak dapat membayangkan apa yang akan terjadi di masa depan. Tapi kewajiban mengenal masa lalu (budaya) menjadi kebutuhan penting, sebagai sumber nilai, norma, adat, tradisi. Inilah yang menjadi visi UNIMA Indonesia dan SENA WANGI, meletakkan budaya Indonesia sebagai bagian sentral dari pembangunan budaya dunia di masa depan,” ujarnya.

Perayaan ‘Hari Wayang Dunia’ merupakan tahapan menjelang Indonesia menjadi Tuan Rumah Kongres UNIMA (Union Internationale de la Marionnette) Internasional dan Festival Wayang Dunia yang akan dilaksanakan di Gianyar Bali, bulan April 2020 mendatang. Akan dihadiri tidak kurang dari 90 Negara yang menjadi Anggota UNIMA Internasional.  (AMZ)